telusur.co.id - Lembaga Penelitian Citra Nasional Network (CNN) kembali merilis hasil survei terbarunya terkait arah pilihan pelaku usaha dalam pemilu 2024. Survei digelar di 34 Provinsi dengan melibatkan 2.200 responden yang merupakan pelaku usaha.
Koordinator Survei Nasional Citra Network Nasional, Muhammad Dandy mengatakan, dalam survei tersebut, nama Airlangga Hartarto mendapatkan elektabilitas tertinggi sebagai kandidat capres yang dipilih pelaku usaha di Indonesia.
"Airlangga Hartarto dipilih oleh sebanyak 33,9 persen pelaku usaha. Adapun posisi kedua diraih oleh Prabowo Subianto 27,4 persen. Kemudian, Ganjar Pranowo dengan 14,3 persen, terakhir Anies Baswedan dengan 12,1 persen," ujar Dandy dalam keterangannya, Jumat (16/6/23).
Tingginya elektabilitas Menko Perekonomian itu karena pelaku usaha menilai kebijakan Airlangga sangat terasa oleh para pelaku usaha di Indonesia. Airlangga dianggap memiliki kapabilitas mengelola perekonomian dengan baik.
"Baik itu dalam keadaan normal atau krisis ekonomi, Airlangga mampu mengelola mengatasi konflik-konflik politik untuk melahirkan kebijakan bagi keberlangsungan dunia usaha dan lapangan kerja, misalnya dengan lahirnya UU Cipta kerja 2021," kata Dandy.
Mayoritas responden, kata Dandy, ingin Presiden selanjutnya dapat meneruskan kebijakan Joko Widodo dalam bidang ekonomi. Hal inilah yang menyebabkan nama Airlangga paling banyak dipilih responden.
"Airlangga memang mengerti bagaimana melayani para pelaku usaha, agar sektor usaha dan industri di Indonesia bisa makin maju," ucapnya
Metodologi survei menggunakan multistage random sampling, dan memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,05 persen. Adapun proses survei dilakukan sejak tanggal 29 Mei hingga 12 Juni 2023.
Menanggapi hasil survei tersebut, Pengamat Politik dan Wakil Rektor Universitas Trunojoyo Madura, Surokim, mengatakan sosok Airlangga menjadi pilihan para pelaku usaha, karena memiliki pengalaman dalam mengatasi persoalan ekonomi.
“Kalau saya lihat banyak pelaku usaha lebih memilih Airlangga Hartarto karena pengalamannya dalam mengatasi persoalan ekonomi,” kata Surokim kepada awak media, Jumat, 16 Juni 2023.
Dosen Komunikasi Politik ini menyebutkan sebagai pemimpin atau calon presiden bukan hanya mampu dalam politik tetapi harus mampu mengurus ekonomi. Karena maju dan berkembangnya suatu negara bergantung kondisi perekonomiannya.
“Jadi Presiden atau pemimpin negara bukan hanya modal politik saja tetapi harus menguasai tentang ekonomi karena majunya negara karena berkembangnya perekonomiannya,” tukasnya. (Fhr)