telusur.co.id - Pengamat politik Arbi Sanit mengatakan, jika nantinya Partai Gerindra masuk dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, maka akan terjadi kemunduran dalam demokrasi Indonesia.
Menurut Arbi, tidak ada gunanya menyelenggarakan pemilu kalau pada akhirnya parpol yang kalah ikut masuk dalam kekuasaan.
"Ada kemunduran demokrasi. Bahkan Ini merusak demokrasi, merusak pemilu. Apa gunanya pemilu kalau yang kalah juga ikut berkuasa? Tunjuk saja semuanya kayak raja," kata Arbi saat dihubungi, Rabu (16/10/19).
Hal itu dikatakan Arbi menanggapi kabar bakal bergabungnya Gerindra dengan koalisi parpol pendukung pemerintahan Jokowi dan mendapat jatah kursi menteri di Kabinet Kerja Jilid II.
"Ini gak ada makna pemilihan umum. Kalah menang sudah gak ada. Gak ada lagi oposisi, yang oposisi malah ingin dimatikan. Kalau gak ada oposisi apa itu demokrasi?" ujarnya.
Arbi mengungkapkan, seharusnya partai yang kalah di piplres berada di luar pemerintahan atau menjadi oposisi sebagai penyeimbang dan melakukan check and balance terhadap pemerintah.
"Idealnya yang kalah tetap jadi oposisi. Itu rumusan demokrasi di manapun di dunia kecuali di negeri ini. Gak ada check and balance, ini siapa yang mau jadi penyeimbang? Semua plin plan, semua jadi penjilat, kongkalikong, gak jelas mana kawan mana lawan," pungkasnya.[asp]
Laporan : Fahri Haidar