telusur.co.id - Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh keluarga besar Muslimat NU untuk menjaga persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. Hal itu sebagaimana menjadi pesan dari Pendiri NU, KH Hasyim Asyari dalam Qanun Asasi NU.
Pesan ini secara tegas disampaikan Khofifah saat menyampaikan pidato Harlah dalam peringatan Hari Lahir ke-78 Muslimat NU di Batusuki Hotel, Kota Batu. Minggu, (15/9/2024).
Di hadapan 2.500 jemaah Muslimat NU yang hadir, perempuan yang juga Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 tersebut menekankan bahwa. qanun asasi ini menjadi kunci penting merawat NU dan seluruh banom, lajnahc dan lembaga serta warga NU di dalamnya dan secara eksternal menjaga kerukunan dengan elemen lainnya.
“Beberapa waktu yang lalu, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin menceritakan kepada saya bahwa, saat ulama besar dari Yaman yaitu Habib Umar Al Hafidz hadir ke Pesantren Tebu Ireng Jombang. Habib Umar diskusi khusus dengan Kyai Abdul Hakim yang juga pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang,” beber Khofifah.
“Habib Umar begitu kuat melakukan telaah untuk memahami pikiran pendiri NU, KH Hasyim Asyari yaitu Qanun Asasi,” ucap mantan Mensos RI ini.
Khofifah menyebut bahwa sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU, ia cukup sering membedah Qanun Asasi di banyak kesempatan. Dalam Qanun Asasi tersebut, KH Hasyim Asyari begitu serius mengajak seluruh warga masyarakat khususnya NU untuk terus menjaga persatuan dan persaudaraan, tidak saling terpecah belah, tidak saling menggigit apalagi saling meracuni.
“Apa yang kemudian menjadi pendalaman Habib Umar Al Hafidz, rupaya Qanun Asasi inilah kunci menata NU, kunci menata jamaah NU dan seluruh banom NU serta pola pikir di lingkungan NU internal maupun eksternal. Kekuatan inilah yang ingin kembali saya ingatkan di Harlah Muslimat ke 78 ini,” ungkap Khofifah.
“Seluruh ranting, ancab, monggo sareng dibedah pikiran dasar qanun asasi yang sudah dirumusan KH Hasyim Asyari. Tolong dibedah, ditelaah, dan dilaksanakan,” tukas Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini.
Hal ini dikatakan Khofifah penting agar persatuaan dan kerukunan seluruh keluarga besar NU beserta semua turunannya bisa terjaga dan menjadi referensi membangun ukhuwah islamiyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah wathaniyah serta ukhuwah nahdhiyah sebagai bagian penguat peran sosial keagamaan dan hablum minannas intern dan antar warga bangsa.
Terlebih sebentar lagi juga ada perhelatan Pilkada serentak di seluruh wilayah Jawa Timur dan Indonesia Insya Allah pada 27 November 2024 mendatang.
“Kembali saya mengajak mari jaga suasana damai, suasana aman nyaman, guyup rukun ayem tentrem. Ini gawe demokrasi yang harus memberi referensi ketentraman dan kedamaian,” ungkap Ketum IKA Unair ini.
Tidak hanya itu, dalam peringatan Harlah ke-78 Muslimat NU ini, turut digelar Pasar Murah yang sukses diserbu para jamaah Muslimat NU. Pasar murah ini menyediakan aneka sembako dengan harga di bawah harga pasar. Di antaranya beras, minyak goreng, gula, dan juga telur.
Semakin memeriahkan pasar murah ini, Khofifah turut berbagi sejumlah telur gratis pada jemaah Muslimat NU yang belanja di Pasar Murah tersebut.
“Ini biasa kami lakukan, berbagi telur, dan kerap kali juga berbagi beras. Kalau berbagi telur menjadi semangat yang kami lakukan untuk bersama-sama mewujudkan zero stunting,” pungkas Ketua Dewan Pembina Yayasan Khadijah ini.
Bahkan di internal Muslimat NU berbagi telur menjadi program rutin yang dilakukan melalui sedekah satu butir telur sehari pada keluarga terindikasi stunting. Ini menjadi bukti nyata peran Muslimat NU menurunkan stunting di wilayahnya masing-masing.
“Kita berharap Pasar Murah ini menguatkan daya beli warga Muslimat NU dan sedikit membantu ekonomi keluarga Muslimat NU,” tutup eks gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini. (ari)