telusur.co.id - Presiden Republik Islam Iran Masoud Pezeshkian menegaskan kembali dukungan tanpa syarat pemerintahannya kepada pejuang perlawanan Palestina dalam perjuangannya melawan rezim pendudukan Israel.
Pezeshkian menyatakan demikian dalam sebuah pesan yang disampaikan pada Konferensi Internasional ke-9 “Pejuang yang Terasing”, yang diadakan di kota Damghan, di provinsi Semnan, Iran utara, pada hari Selasa (3/9/24), yang dihadiri oleh para tamu dari berbagai negara Muslim serta para pejabat nasional dan daerah.
“Selama hampir setengah abad, warisan Republik Islam Iran, yang secara konsisten memperjuangkan keadilan dan mengadvokasi hak asasi manusia secara global, adalah mendukung sepenuhnya perlawanan bangsa tertindas Palestina terhadap rezim perampas Zionis, serta perjuangan semua bangsa tertindas di dunia,” katanya, dilansir Presstv.
Presiden Pezeshkian sejak awal masa jabatannya juga menegaskan dukungan penuhnya kepada rakyat Palestina dan kaum tertindas di seluruh dunia.
Ia juga mengatakan pemerintah Iran ke-14 akan melanjutkan dukungannya yang tak tergoyahkan bagi pejuang perlawanan Palestina seperti halnya pemerintah sebelumnya.
“Saya percaya bahwa kita harus selalu menganggap diri kita berkomitmen untuk mencari keadilan dan mendukung para pencari kebebasan dan juga mereka yang tertindas, dalam keadaan apa pun, karena pencarian keadilan di pihak elit dan kesadaran yang terbangun dapat meletakkan dasar yang baik untuk mewujudkan masa depan yang cerah,” katanya.
Pezeshkian memuji mendiang Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian sebagai “seorang diplomat terhormat dan perwujudan sejati diplomasi perlawanan” serta “seorang negosiator yang kuat dan cerdas.”
Amir-Abdollahian gugur dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei, bersama dengan mendiang Presiden Sayid Ebrahim Raisi dan beberapa pejabat Iran lainnya.
Pada konferensi yang sama, Duta Besar Yaman untuk Iran, Ibrahim Al-Dailami, meminta kementerian luar negeri negara-negara Islam untuk menjadikan para pemimpin Iran, termasuk mendiang Abdollahian, sebagai teladan.
Al-Dailami memandang Abdollahian sebagai pribadi yang hebat, dan dia mengaku menyaksikan secara langsung kegigihan dan pendekatan Abdollahian sebagai seorang mujahid yang tak kenal lelah sepanjang karir diplomatiknya.
Dia meminta pejabat provinsi Semnan untuk mendokumentasikan biografi Abdollahian, mempublikasikannya dan menjadikannya tersedia bagi orang lain untuk menjadi teladan yang menerangi jalan mereka.
Al-Dailami menyimpulkan bahwa Amir Abdollahian adalah syahid yang menjadi teladan ideal diplomat pemberani dan pelindung kaum tertindas di seluruh dunia. [Tp]