Psikoterapi Dengan Psikoreligius Pada Dampak Pandemi Covid-19 - Telusur

Psikoterapi Dengan Psikoreligius Pada Dampak Pandemi Covid-19


Telusur.co.id - Oleh : Dr. Ahmad Zain Sarnoto, Dosen Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta dan Direktur Lembaga Kajian  Islam dan Psikologi

PERKEMBANGAN dan kemajuan  zaman,  serta  modernisasi banyak  menimbulkan  perubahan  dalam  berbagai  aspek  kehidupan, termasuk dampak yang ditimbulkannya. Tidak sedikit dampak kemajuan ilmu dan teknologi membuat rentannya kejiwaan pada masyarakat modern. Berbagai usaha dilakukan oleh   para ahli psikologi dalam memecahkan   persoalan-persoalan yang berkenaan   dengan kejiwaan seseorang. Para ahli, baik  itu ahli psikologi dan psikiatri, berusaha  untuk membantu  mengatasi problem  kejiwaan yang dengan bermacam teknik psikoterapi.  

Psikoterapi merupakan rangkaian teknik dalam penangaan masalah psikologis tanpa menggunakan obat, walaupun terkadang psikoterapi juga menggunakan obat-obatan bersamaan dalam menangani penyakit mental.

Dampak pandemi covid-19 tidak saja menimpa kesehatan pisik namun juga kesehatan psikis/kejiwaan, jika penanganan selama ini lebih fokus kepada kesehatan pisik, sangat mungkin kedepan akan banyak bermunculan dampak psikis akibat covid-19 ini. Disini perlunya pemerintah dan lembaga terkait melakukan psikoterapi kepada masyarakat yang terdampak covid-19.

Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosional dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosinya seperti halnya proses reedukasi (pendidikan kembali), sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.( Yahya Jaya, Spiritual Islam Dalam Menumbuh kembangkan Kepribadian dan Kesehatan Mental, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset, 1994)

Menurut beberapa studi, sekitar 75% psikoterapi membantu perubahan positif seseorang dalam kehidupan. Psikoterapi membutuhkan waktu yang tidak sebentar jika dibanding obat-obatan, namun efek psikoterapi jauh lebih efektif dan bertahan lama jika dibanding obat.

Pada dasarnya psikoterapi tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang mengalami masalah mental, tetapi psikoterapi juga dapat membantu seseorang untuk meringkankan kecemasan atau stress karena pekerjaan, membantu mengelola emosi atau reaksi kemarahan, bahkan dapat membantu seseorang dalam menghadapi masalah kesehatan dan ganguan yang lain.

Psikoterapi yang berkembang saat ini ada   empat jenis, yaitu: 1).Terapi psikofarmaka, yaitu terapi fisik biologis dengan obat-obatan anti-depresan yang  berpengaruh terhadap  perkembangan jiwa pasien yang terkena depresi;  2) Terapi psikologis, disebut   psikoterapi biasa, yaitu terapi terhadap gangguan-gangguan kejiwaan dengan asas-asas dan pendekatan psikologi barat;  3) Terapi psikososial, yaitu terapi dengan asas-asas psikologi untuk pasien-pasien yang   mengalami gangguan maladaptasi atau  malasuai  terutama secara sosial; dan 4) Terapi psiko-spiritual atau disebut psikoreligius (Dadang Hawari, Al-Quran Ilmu  Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa Yogyakarta 1997: 26)

Psikoreligius cenderung disebut sebagai   psikoterapi religius yaitu penyembuhan penyakit melalui hidup kejiwaan yang didasari pada nilai keagamaan, tetapi tidak  bermaksud mengubah keimanan dan kepercayaan pasien melainkan  membangkitkan kekuatan batin pasien untuk  membantu proses penyembuhan bersama-sama terapi lainnya (Arifin, Bimbingan  Penyuluhan Islam, Pengembangan Dakwah  Melalui Psikoterapi Islam, Jakarta:  PT.  Raja  Grafindo Persada,2009: 244)

Dimusim pandemi covid-19 ini, terapi dengan pendekatan Psikoreligius  nampaknya diperlukan, terlebih wacana pemerintah untuk segera menerapkan "new normal", masih banyak masyarakat yang menyangsikan keputusan pemerintah tersebut, adanya kekuatiran jika dibuka kembali pada kehidupan normal, akan muncul kembali gelombang penularan covid-19 yang bisa jadi jauh lebih dahsyat.

Dalam Islam sendiri sebenarnya sudah banyak contoh bagaimana psikoterapi digunakan dalam mengatasi gangguan psikis atau mental. Menurut Emha Aninun Najib dalam Intisari (Mind.Body and soul) menjelaskan bahwa psikoterapi Islam adalah sebagai proses baik penyembuhan, pencegahan, pemeliharaan maupun mengembangan jiwa yang sehat dengan melalui bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Sementara itu Dadang Hawari, dalam karyanya Dimensi Religi dalam praktek psikiatri dan psikologi, menambahkan bahwa pengalaman keyakinan agama dapat dimanfaatkan dalam upaya pencegahan permasalahan kesehatan jiwa.

Pemerintah harus mau mengandeng para ulama dan ahli agama yang lain dalam pencegahan dampak covid-19 pada kejiwaan masyarakat. Sangat di kuatirkan jika tidak tertangani secara serius dampak covid-19 ini, ke depannya akan muncul banyak gangguan mental  atau psikis dimusim pandemi bahkan pasca pandemi berakhir.

Semoga semua komponen bangsa mau bahu membahu bersama-sama mencari solusi dari dampak pandemi covid-19 pada kesehatan mental/psikis, termasuk para ulama dan tokoh-tokoh agama dengan menggunakan Psikoreligius untuk membantu mengobati dampak pandemi covid-19.


Tinggalkan Komentar