telusur.co.id - Kedatangan orang nomor satu dari negeri kincir angin itu, sepertinnya semakin dimantabkan sejumlah daerah seputaran Danau Toba yang bakal dikunjungi Raja dan ratu Belnda sebut saja Kabupaten Taput, Parapat (Simalungun), Samosir dan Toba Samosir yang kini sudah berubah menjadi Kabupaten Toba mempersiapkan ini dan itu untuk memberikan yang terbaik bagi Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti.
Sesuai jadwal dalam Rundown yang beredar, Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti akan tiba dikawasan Danau Toba, Kamis (12/3/2020) setelah tiba pukul 10:30 Tiba di Bandara Silangit, rombongan raja dan Ratu itu akan Menuju bukit Singgolom pukul 10.45 Wib.
Akan tetapi, dari beberapa item Rundown yang dibuat, tak satuwaktupun buat raja dan ratu Belanda itu untuk mengunjungi makam Raja Sisinga Mangaraja XII yang berada di Balige, Kabupaten Toba, dimana Raja SM Raja ke XII ini menurut cerita dan sejarahnya, dulunya ditembak oleh tentara Belanda era penjajahan di tanah batak kala itu.
Perlu diketahui, bahwa Sisingamangaraja XII yang lahir di Bakara, 18 Februari 1845 – meninggal di Dairi, 17 Juni 1907 pada usia (62) adalah seorang raja di negeri Toba, Sumatra Utara, pejuang yang berperang melawan Belanda, kemudian diangkat oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961. Sebelumnya ia dimakamkan di Tarutung Tapanuli Utara, lalu dipindahkan ke Soposurung, Balige pada tahun 1953.
Sisingamangaraja adalah keturunan seorang pejabat yang ditunjuk oleh raja Pagaruyung yang sangat berkuasa ketika itu, yang datang berkeliling Sumatra Utara untuk menempatkan pejabat-pejabatnya. Dalam sepucuk surat kepada Marsden bertahun 1820, Raffles menulis bahwa para pemimpin Batak menjelaskan kepadanya mengenai Sisingamangaraja yang merupakan keturunan Minangkabau dan bahwa di Silindung terdapat sebuah arca batu berbentuk manusia sangat kuno yang diduga dibawa dari Pagaruyung. Sampai awal abad ke-20, Sisingamangaraja masih mengirimkan upeti secara teratur kepada pemimpin Minangkabau melalui perantaraan Tuanku Barus yang bertugas menyampaikannya kepada pemimpin Pagaruyung
Hingga akhirnya dalam kisah tragis hingga merenggut nyawa Raja SM Raja ke XII , setelah anak perempuannya bernama Lopian (Putri Lopian) mengalami luka tembak yang cukup parah terkena peluru senapan serdadu Belanda yang dipimpin kapten Christoffel. Saat itu Lopian masih berusia 17 tahun. Dia setia hingga akhir mengikuti ayahandanya ketika SM Raja XII diburu Belanda keluar masuk hutan belantara, pada saat itulah setelah raja SM Raja terkena darah putrinya Raja SM raja dapat dilihat oleh tentara Belanda hingga akhirnya Raja SM Ke XII dapat ditembak oleh kapten Christoffel.
Banyak pihak juga terheran, disaat Rundown perjalanan Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti di kawasan danau Toba justru tidak diarahkan ke makam Raja SM Raja ke XII itu, toh kita sekarang sudah bersahabat dan makam Oppung Raja SM Raja ke XII sudah dijadikan obyek wisata dan dihargai sebagai pahlawan, Ujar M Sitorus di Balige.
Berikut lanjutan perjalanan waktu selama Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti dalam lawatannya di kawasan Danau Toba;
Pukul 11.05 Foto Foto, 11.20 berangkat ke Desa Siambat, 11.25 Mengunjungi Desa Batak Tradisional, 11.55-12.15 berada di IT DEL, 13.00 makan siang, 13.40 menuju pelabuhan Balige, 14.00 Boatride Ke Silima Lombu Ecovillage, 14.30 Kunjungan Ke Shlima Lombu Ecovillage
15.10 di Inna Hotel Parapat, 15.30 Istirahat, 16.00 -16.30 Pers Briefing dengan sejumlah mass media yang sudah disetting, 17.00 Acara Terima Kasih, 17.10 Keberangkatan ke Bandara Kualanamu, 20.10 Kedatangan, Langsung Ke Pesawat dan pukul 20.15 Keberangkatan Oleh Ph-Gov.
Jadi berbagai pihak juga menyebut bahwa Raja Belanda Willem Alexander datang ke kawasan destinasi wisata ini bagian dari kunjungan kerjanya ke Indonesia dengan memilih kawasan Danau Toba merupakan hasil pertimbangan yang cukup matang. "Semoga bermanfaat bagi kawasan wisata Danau Toba hingga mendatangkan investor, jikalau hanya untuk jalan-jalan saja, terimakasih juga telah datang kembali ke Danau Toba, secara kusus kota wisata Parapat, karena dulu juga beliau sudah pernah datang dan menginap di hotel yang sama Inna Parapat Hotel. Ujar M Tindaon di Parapat. [Asp]
Laporan: Jess.