Repdem Sesalkan Peristiwa Kekerasaan Pasar Argosari Wonosari Kabupaten Gunungkidul, Pendukung Ganjar-Mahfud - Telusur

Repdem Sesalkan Peristiwa Kekerasaan Pasar Argosari Wonosari Kabupaten Gunungkidul, Pendukung Ganjar-Mahfud

Cynthia Chaerunissa, Jubir Repdem (kanan)

telusur.co.id - Aksi kekerasan dan intimidasi oleh negara terhadap warga dalam kampanye pesta demokrasi benar-benar terjadi. Di Pasar Argosari, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, warga dihajar dan diintimidasi oleh petugas kepolisian ketika menyambut Jokowi namun berbeda dukungan. Sangat kontras dengan perlakuan polisi yang begitu memanjakan pendukung calon presiden anak Jokowi.

"Ini sudah benar-benar keterlaluan. Bukan saja pilih kasih, tapi merebut paksa spanduk, menyeret, melukai dan mengancam akan menahan warga tersebut sudah kelewatan. Untung Bu Endah selaku Ketua DPRD sigap mendampingi warganya. Itupun Ibu Endah juga dibentak-bentak oleh polisi itu. Keterlaluan. Ini jelas oknum polisi anti demokrasi. Memihak terang-terangan dan memperlihatkan cara mengintimidasi yang mereka lakukan. Terutama yang pakai kemeja merah marun dan dan kemeja putih itu. Sungguh demi penguasa berbuat semena-mena!", terang Cynthia Chaerunissa, 26, Juru Bicara Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem).

Cynthia menambahkan, seharusnya Presiden Jokowi instropeksi diri. Selain memaksakan Gibran dengan menabrak konstitusi lewat adik iparnya, sekarang juga menabrak semua aturan.

"Pak Jokowi berubah total. Sebetulnya ini adalah hak berdemokrasi. Masyarakat boleh menyuarakan ekspresi politik maupun kritik dan kekecewaan terhadap pemerintah khususnya Presiden Jokowi yang akhir-akhir ini memiliki konflik kepentingan. Selain berkepihakan, berkampanye, dan sebagai macamnya, beliau tidak memiliki sisi kenegarawanan", ungkap Cynthia.

Menurutnya, negara ini adalah negara yang demokratis, yang mana seluruh masyarakat memiliki hak untuk bisa menyuarakan pandangan ataupun aspirasi politiknya. Kejadian yang terjadi di Gunungkidul adalah bentuk pandangan dan aspirasi masyrakat, yang membuat kita semua kecewa adalah bagaimana aparat bersikap. Yaitu dengan langsung melakukan penertiban secara paksa dan berlebihan bahkan mengamankan masyarakat yang membentangkan spanduk Ganjar Pranowo.

Soal kehidupan berdemokrasi, Cynthia berpendapat bahwa semua ingin menjaga agar iklim demokrasi dapat terus berjalan dengan baik. Seperti yang diketahui bersama bahwa hak demokrasi masyarakat itu dilindungi oleh konstitusi. Kita tidak ingin kembali ke masa orde baru.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Repdem, Abe Tanditasik, menyatakan menyesalkan kejadian di Wonosari itu. "Kami sudah mencatat nama-nama oknum polisi yang melakukan tindakan kekerasan dan intimidasi terbuka itu. Akan ada saatnya ketika rakyat menang mereka juga harus mempertanggung jawabkan apa yang mereka lakukan secara terbuka. Alasan mengamankan memang mengada-ada karena tidak ada situasi mengancam keselamatan. Hanya membuka spanduk bertuliskan selamat datang namun mereka pilih Pak Ganjar. Sementara di sisi lain benar-benar difasilitasi.

"Kami sudah ada laporan video hari itu. Jadi saya tegaskan, untuk semua jajaran Repdem supaya bersama-sama jajaran partai politik dan para relawan untuk berani melawan intimidasi. Catat semua oknum yang terlibat. Catat saja, ga usah takut! Laporkan segera. Siapa, dimana, kapan dan perlakuannya," tutup Abe.


Tinggalkan Komentar