Telusur.co.id - | Denpasar | Jelang Pilgub Bali, lima parpol yakni Golkar, Demokrat, Gerindra, NasDem, dan PKS menggelar pertemuan selama lima jam di, Restoran Cengkih Jinten, Renon, Denpasar, Sabtu (16/12/2017).
Pertemuan tersebut akhirnya melahirkan sebuah kesepakatan untuk secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) koalisi.
Beberapa petinggi parpol tersebut hadir dalam pertemuan itu yakni Ketua DPP Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-Nusra, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra alias Gus Adhi, Wakil Ketua DPD Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, Ketua DPW NasDem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa, Ketua DPD Gerindra Bali, Ida Bagus Putu Sukarta, Wakil Ketua DPD Demokrat Bali, Nengah Pringgo, dan Ketua DPW PKS Bali, H. Mudjiono.
Ketua Koalisi Rakyat Bali (KRB), Anak Agung Bagus Adhi Mahendra mengatakan bahwa secara resmi koalisi ini dibentuk usai pertemuan yang dilaksanakan di Restoran Bendega, Denpasar, Kamis (14/12/2017) lalu. “Sesuai dengan hasil kesepakatan gabungan parpol yang dilaksanakan pada tanggal 14 lalu. Kami gabungan lima parpol Ini sepakat bergabung dalam Koalisi Rakyat Bali,” katanya dalam jumpa pers usai acara.
Dirinya mengatakan bahwa hal tersebut menjadi sebuah kejadian bersejarah dalam sejarah demokrasi dan perpolitikan Pulau Dewata. Hal ini karena, koalisi ini lahir dari semangat untuk melahirkan pemimpin Bali yang diinginkan oleh rakyat.
“Ini sejarah demokrasi di Bali. Dimana KRB kawin terlebih dahulu dan melahirkan paket pemimpin di tahun 2018. Gerakan demokrasi maju di tahun 2018 ini. Pada spirit yang sama melahirkan pemimpin yang berasal dari kehendak rakyat, bukan segelintir orang atau partai politik,” terangnya.
Gus Adhi menjelaskan bahwa parpol tersebut bersepakat untuk melahirkan paslon yang sesuai dengan keinginan rakyat Bali yang tercermin dari hasil survei. “KRB sepakat dengan acuan melalui survei yang dilaksanakan oleh LSI yang kredibel,” akunya.
Politikus Golkar tersebut melanjutkan bahwa berdasarkan hasil survei LSI Denny JA yang sudah dilakukan sejak 21 November – 30 November 2017 membuat KRB bersepakat untuk mendatangi Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta agar bersedia dicalonkan oleh KRB. Apalagi, berdasarkan hasil survei kedua tokoh yang dikenal dengan istilah Dharma-Kerta tersebut memiliki hasil elektabilitas yang cukup tinggi di survei itu.
“Hasilnya gemilang. Kami bersepakat dengan seluruh anggota partai koalisi untuk mendatangi Sudikerta dan Rai Mantra untuk kami mohon kesedian figur tersebut menjadi pasangan calon untuk menjadi peserta Pilgub 2018. Kami mendatangi beliua sekitar tanggal 22 Desember. Setelah itu baru urus rekomendasi. Tanggal 22 kami mohon kesediaan beliau berkenan sebagai pasangan calon. Melamar menjadi menjadi pasangan calon. Karena ini amanah rakyat Bali, kami mohon jiwa negarawannya beliau untuk membangun Bali lebih baik dari sekarang,” ujarnya.
Kedua kandidat yang akan diusung tersebut merupakan hasil dari kesepakatan koalisi dengan survei yang ilmiah. “Hasil survei paket Dharma-Kerta jauh mengungguli paket lainnya yang sudah jadi yaitu paket I Wayan Koster-Cokorda Oka Arta Ardhana Sukawati (Koster-Ace),” ujarnya.
Ketua DPW NasDem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa mengatakan bahwa KRB ini terbuka bagi semua parpol yang belum menentukan sikap di Pilgub Bali 2018. Bahkan, pihaknya mengaku akan mengajak beberapa parpol seperti Hanura, PKPI, dan Perindo untuk bergabung dalam KRB.
“Kami akan mengajak kembali Hanura, PKPI, dan Perindo. Kami sudah hubungi karena mendadak belum dapat hadir,” tegasnya.
Gunastawa juga membantah bahwa pihaknya meninggalkan parpol-parpol tersebut. “Kami membuka pintu kepada semua parpol. Bukan meninggalkan,” terangnya. | Made Ariawan |