telusur.co.id -Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bidang Non-Yudisial, Dr. Dwiarso Budi Santiarto, S.H., M.Hum., resmi meraih gelar Doktor dari Fakultas Hukum Universitas Airlangga pada Wisuda Periode 255 yang digelar di Airlangga Convention Center (ACC), Kampus MERR-C Unair, Sabtu (6/12/2025). Ia dinobatkan sebagai Lulusan Terbaik Program Doktor Ilmu Hukum dengan Indeks Prestasi Kumulatif 4,00.
Dwiarso menyampaikan rasa syukurnya dapat kembali menamatkan studi di kampus yang telah menjadi bagian penting dalam perjalanan akademiknya. Ia merupakan alumni Sarjana Hukum Unair tahun 1986.
“Pilihan utama saya saat S1 dulu itu Unair. Selain dekat, kuliah di Unair itu keren,” ungkap Dwiarso.
Program doktor yang dijalani Dwiarso merupakan bagian dari kerja sama antara Mahkamah Agung dan Fakultas Hukum Unair. Program ini diikuti para hakim dari berbagai tingkatan mulai dari hakim tingkat pertama, hakim tinggi hingga hakim agung.
“Ada hakim tingkat pertama, hakim tinggi, dan hakim agung. Saya termasuk di dalamnya,” jelasnya.
Dalam disertasinya, Dwiarso mengkaji isu strategis mengenai pertanggungjawaban korporasi dalam tindak pidana. Penelitian berjudul Pedoman Pemidanaan terhadap Korporasi sebagai Subjek Hukum Pidana tersebut disusun untuk merespons meningkatnya kejahatan yang melibatkan badan usaha. Ia merumuskan pedoman pemidanaan yang lebih proporsional guna memperkuat efektivitas penegakan hukum terhadap entitas bisnis di masa depan.
Sebagai hakim dan praktisi hukum, ia menilai pendalaman teori sangat penting untuk memperkuat kapasitas profesional para penegak hukum.
“Praktisi perlu memperbarui teori. Akademisi kuat di teori, kita kuat di praktik. Kalau digabungkan, manfaatnya besar bagi hakim,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa kekuatan akademis Fakultas Hukum Unair memberi kontribusi besar terhadap penguatan analisis hukum para praktisi.
Dwiarso juga memberikan pesan kepada mahasiswa FH Unair agar memanfaatkan setiap kesempatan belajar yang tersedia.
“Gali ilmu sedalam mungkin. Jangan segan berdiskusi dengan para guru besar. Sekarang banyak dosen tamu dari praktisi, ini sangat menguntungkan,” ujar Dwiarso.
Ia mengingatkan bahwa persaingan di dunia kerja hukum sangat ketat.
“Lapangan kerja luas, tetapi lulusan juga banyak. Jadi harus siap bersaing,” katanya.
Ia mendorong mahasiswa aktif menulis di jurnal, memperluas wawasan, dan meningkatkan kesiapan profesional sejak dini. Menurutnya, kesungguhan belajar akan menentukan perkembangan intelektual seseorang.
“Kalau tidak kita menulis dan tidak kita sampaikan, nanti kita hanya asal lulus saja,” tutupnya.
Dwiarso berharap mahasiswa terus mengejar prestasi akademik terbaik, memperkaya pengalaman, dan membangun kapasitas sebagai calon profesional hukum di masa mendatang.



