Rift Valley Fever, Ancaman Penyakit Zoonosis dari Hewan Ternak - Telusur

Rift Valley Fever, Ancaman Penyakit Zoonosis dari Hewan Ternak

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, Prof. Dr. Mustofa Helmi Effendi, drh., DTAPH. Foto: Istimewa.

telusur.co.id -Penularan penyakit dari hewan ke manusia atau zoonosis terus menjadi perhatian dalam isu kesehatan global. Salah satu penyakit zoonosis yang berpotensi menyebar adalah Rift Valley Fever (RVF), yang menyerang hewan domestik seperti kambing, sapi, dan unta.

Penyakit ini berasal dari benua Afrika dan pertama kali ditemukan di Lembah Rift, Kenya. Dalam perkembangannya, RVF telah menyebar ke beberapa wilayah Timur Tengah, termasuk Arab Saudi dan Yaman.

Menanggapi potensi penyebaran penyakit tersebut, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, Prof. Dr. Mustofa Helmi Effendi, drh., DTAPH, menegaskan bahwa RVF bisa menjadi ancaman bagi kesehatan hewan dan manusia.

“Penyakit ini disebabkan oleh Rift Valley Virus yang menyerang hewan ternak dan dapat ditularkan ke manusia melalui nyamuk. Meskipun pada manusia umumnya tidak ditemukan gejala, namun pada sebagian kecil penderitanya menunjukkan gejala berat seperti gangguan penglihatan, radang otak dan selaput otak, dan keluar darah seperti DBD,” ungkapnya.

Prof. Helmi menjelaskan bahwa RVF menimbulkan dampak serius pada hewan, salah satunya adalah kematian janin (abortus) pada hewan bunting. Pada hewan dewasa, virus ini dapat menyebabkan kerusakan organ hati, bahkan berujung pada nekrosis dan gangguan pernapasan.

“Penyebaran virus pada sesama hewan dapat menyebar melalui darah yang disebarkan vektor seperti nyamuk, daging, dan cairan tubuh. Sedangkan pada manusia sering ditemukan transmisi melalui produk daging yang terpapar virus dan dikonsumsi. Namun demikian tidak ada potensi penyebaran penyakit dari manusia ke manusia lain,” jelasnya.

Untuk mencegah penyebaran RVF, Prof. Helmi menekankan pentingnya pengendalian vektor penyakit, terutama nyamuk, yang menjadi medium utama penularan virus. Langkah yang bisa dilakukan adalah fogging dan pengurangan genangan air, serta vaksinasi berkala pada hewan ternak untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus.

“Meskipun belum terdapat kasus di Indonesia, kita perlu terus waspada. Harapannya melalui pengenalan penyakit ini kita dapat membuka mata dan lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit yang berasal dari luar negeri. Kita perlu memahami dan mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan agar tidak terjadi kasus infeksi kedepannya,” pungkasnya.


Tinggalkan Komentar