Perkembangan zaman telah menyasar berbagai hal. Salah satunya rokok, dimana saat ini telah ada rokok elektrik.
Ya, rokok elektrik tersebut adalah Vape, yang memiliki berbagai macam rasa. Bahkan, rokok ini diklaim memiliki risiko kecil bagi kesehatan.
Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik Indonesia (YPKPI) Dr. Amaliya menjabarkan, Vape memiliki zat racun lebih rendah dari rokok tembakau.
“Jadi rokok akan menghasilkan tar, itu sama dengan 4000 zat pemicu kanker dan bersifat racun. Bukan berarti tanpa risiko, hanya saja Vape risikonya lebih rendah, hanya 5 persen (zat racun yang terkandung), sementara rokok lewat tarnya 100 persen,” kata dia dalam diskusi “Asap vs Uap: Kebutuhan Konsumen vs Regulasi”, di Cikini, Jakarta, Sabtu (27/01/18).
Menurutnya, hal itu bisa terjadi, terletak pada perbedaan sistem pembakaran yang ada pada rokok dan Vape. Lalu, zat yang terkandung dalam masing-masing produk juga ikut mempengaruhi.
“Secara umum, benda yang dibakar dan diupkan menghasilkan zat yang berbeda. Benda yang dibakar, misalnya kayu, kertas, dan batu bara akan menghasilkan tar. Sementara benda yang dipanaskan seperti air hanya menghasilkan uap. dari benda tersebut,” kata dia.
Oleh karena itu, dia berani mengatakan kalau pengaruh uap Vape kepada pengguna pasif, atau yang berada di sekitar penggunanya memiliki risiko lebih rendah.
“Kalau Vape itu zat yang dikeluarkannya cuman 4 saja, sedangkan rokok konvensional zatnya 4000. Jadi bisa dibilang risiko kesehatannya lebih rendah, walau bukan nol ya,” kata dia. [ipk]
