telusur.co.id - Kemajuan teknologi Natural Language Processing (NLP) semakin memperluas kemampuannya dalam memahami bahasa alami manusia. Hal ini menjadi fokus utama Guru Besar ke-190 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Dr Ir Diana Purwitasari SKom MSc, yang secara mendalam menganalisis potensi teknologi NLP untuk mengungkap perilaku masyarakat melalui pemahaman bahasa manusia.
Diana mengungkapkan bahwa, teknologi NLP menjadi sorotan utama di kalangan peneliti di era sekarang. Hal ini mengingat kemampuannya yang semakin signifikan, terutama dalam memanfaatkan data tekstual yang melimpah di internet untuk menganalisis dan mengolah bahasa alami manusia.
“Contoh paling nyata adalah keberadaan ChatGPT, yang mampu merespon pertanyaan dengan cepat menggunakan bahasa manusia," jelasnya. Rabu, (03/1/2024).
Melanjutkan penelitian disertasinya, alumnus Saga University, Jepang ini menetapkan batasan analisis yang berfokus pada cara menentukan seseorang dapat dianggap sebagai seorang pakar. Pendekatan ini dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik dan spesifikasi yang menjadi penentu keahlian seseorang dalam suatu bidang penelitian.
“Hasil dari penelitian ini juga dapat digunakan untuk menganalisis perilaku manusia,” sebutnya.
Guru Besar Departemen Teknik Informatika ITS ini juga menegaskan bahwa tantangan dari keberadaan NLP ini adalah bagaimana mengoptimalkan potensinya agar dapat memahami dan merespons bahasa manusia dengan lebih akurat. Sehingga digunakan beberapa metode analisis yang mencakup text processing, text mining, web mining, information retrieval, computational intelligence, dan social network analysis.
Berdasarkan metode tersebut, Diana berhasil mengembangkan fitur dinamis hasil analisis perilaku yang direpresentasikan dalam bentuk graf. Pemodelan graf ini bersifat fleksibel dan dapat diaplikasikan pada berbagai jenis data, termasuk untuk menganalisis aspek dinamis dari objek pengguna platform media sosial X (Twitter).
“Identifikasi ini tidak hanya memahami pola interaksi masyarakat di platform sosial, tetapi juga dapat menggali potensi kewirausahaan,” papar Prof Diana.
Tak terbatas pada fitur graf, pendekatan lainnya dilakukan dengan memperhatikan kata-kata kunci melalui pengelompokan data menggunakan metode Latent Dirichlet Allocation (LDA).
“LDA dapat menganalisis peluang suatu kata muncul bersamaan dengan kata lain, sehingga memungkinkan identifikasi kepakaran secara akurat. Untuk meningkatkan utilitas analisis, Diana juga melakukan pengembangan visualisasi untuk membantu pencarian pakar,” tambahnya.
Secara keseluruhan, dedikasi Diana ini telah memberikan sumbangsih besar kepada ITS, pemerintah, dan masyarakat Indonesia. Hingga saat ini, Diana sedang berfokus menganalisis text processing language khusus untuk bahasa daerah di Indonesia.
“Dengan pendekatan ini, saya berharap hasil analisisnya dapat menjadi rekomendasi berharga bagi para peneliti untuk membantu dalam mengungkap perilaku manusia terkait isu-isu tertentu,” tutur Diana. (lat/ari)