telusur.co.id - PT Pamapersada Nusantara (PAMA) menggelar Bimbingan Teknis (BimTek) Adiwiyata di SDN 06 Jatinegara, Jakarta Timur pada hari selasa (12/11/24).
CSR Sect. Head PT Pamapersada Nusantara, Suryadi mengungkapkan, digelarnya bimtek ini bertujuan untuk menanamkan cinta dan peduli terhadap lingkungan sejak dini.
Adapun program Adiwiyata yang dilakukan oleh PAMA di SDN 06 Jatinegara ini merupakan program yang efektif karena di dalamnya terdapat pilar pendidikan dan pilar lingkungan hidup.
“Kami memandang bahwa adiwiyata ini merupakan program efektif untuk kami kolaborasikan, ada pilar pendidikan dan ada pilar lingkungan hidup. Sekolah Adiwiyata ini merupakan wadah kaderisasi untuk generasi mendatang yang lebih peduli akan lingkungan hidup,” kata Suryadi di Jakarta, Kamis (14/11/24).
Suryadi menuturkan, Sekolah Adiwiyata sendiri merupakan program yang dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Tujuannya untuk mendorong sekolah-sekolah di Indonesia agar berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Kendati demikian, Suryadi menyebut bahwa Bimbingan Teknis kali ini memang dimaksudkan untuk persiapan verifikasi Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi pada bulan Februari tahun 2025 nanti.
“Dalam kegiatan CSR, PAMA sudah mendampingi sekitar 92 sekolah adiwiyata di seluruh daerah operasional, di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Di Jakarta ada 9 sekolah adiwiyata,” kata Suryadi.
Lebih lanjut, dia menegaskan, pembentukan sekolah adiwiyata tidak dimaksudkan untuk meraih penghargaan. Lebih dari itu, sekolah adiwiyata menjadi jembatan untuk menanamkan pemahaman dan pembentukan budaya cinta lingkungan sejak dini.
“Bukan soal penghargaan saja. Tapi yang lebih utama adalah membangun budaya dan kebiasaan yang lebih ramah lingkungan,” tutur Suryadi.
Dia pun mencontohkan dari program adiwiyata di sekolah adalah memilah dan memilih sampah organik dan anorganik serta membuang ke tempatnya.
“Memilah sampah, memakai barang barang yang ramah lingkungan, seperti Tote bag karena mengurangi plastik,” kata dia.
“Manfaat sehari-hari bisa dirasakan sendiri. Saat belajar di kondisi yang kotor dan bersih, ilmu yang diserap tentu akan lebih mudah dengan kondisi kelas yang bersih,” Imbuhnya. [Fhr]