telusur.co.id - Menjadi salah satu program pascasarjana salah satunya, pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Borobudur terkemuka serta diperhitungkan, bukanlah hal yang mudah. Banyak terobosan-terobosan serta konsisten menjaga kualitas dan mutu membuat program pascasarjana Universitas Borobudur atau Unbor dilirik peminat seperti sekarang ini.
Tidak sedikit politisi penegak hukum seperti kepolisan, kejaksaan dan kehakiman serta dokter-dokter menjadi mahasiswanya.
Menjadi program pascasarjana yang diperhitungkan, tidak terlepas dari peran Prof Faisal Santiago. Diketahui, Prof Faisal meniti karir hingga dipercaya menjabat Direktur program pascasarjana baik Hukum, Ekonomi, Magister hukum dan magister manajemen Universitas Borobudur dari jenjang bawah. Saat itu ia pertama gabung di Universitas Borobudur tahun 1994 lebih kurang sudah 29 tahun hingga sekarang ini.
“Saya masuk pertama sebagai staf administrasi biasa mengerjakan surat menyurat, mengerjakan kegiatan akademi, bagaimana perkuliahan di Fakultas Hukum berjalan dengan baik. Bagaimana mengatur dosen bagaimana mengatur mahasiswa. Jadi saya masuk sejak 1994,” jelas Sanriago dalam bincang santai di Universitas Borobudur, Jumat (22/9/2023).
Di tahun 1995 pria kelahiran Yogyakarta hampir 55 tahin yang lalu ini mulai mengajar mahasiswa hukum S1. Dan ternyata di dalam mengajar itu diakuinya. memang harus mempunyai keterampilan khusus bagaimana menghadapi manusia. Pasalnya, manusia yang diajarkannya bukan satu atau dua tapi satu kelas. Di dalam satu kelas itu ia mengajar bisa 60-70 orang.
“Bayangkan umur masih relatif muda 26-27 tahun mengajar. Tetapi itu semua kita siapin dengan pendidikan yang kita miliki waktu itu karena dulu S1 boleh mengajar S1. Tapi saya saat itu mengajar tidak lama gak banyak. Jadi saya sampai sekarang ngajar tidak mau lebih dari dua kelas,” terangnya.
Selanjutnya, tidak berpuas menyandang gelar S1, sambil mengajar Santiago mengejar gelar S2nya di tahun 1995. Pada tahun 1996 ia menyandang gelar S2. Ia memandang saat ia mendapatkan gelar S2 teman-temannya masih S1. Ia agak leading sehingga tahun 1996, Faisal diberikan jabatan Kepala tata Usaha di pascasarjana, dan mulai mengajar full time. Dari 1997. dari situlah ia kuliah lagi mengambil S3, selesai tahun 2004.
“Lalu 2006 saya menjadi guru besar dalam usia 36 tahun. Di usia 36 tahun saya sudah menjadi guru, usia relatif saya gury besar termuda pada saat itu, “ katanya.
Karena gelar doktornya Faisal di 2004 diangkat menjadi dekan fakultas hukum dua periode . Bagusnya, saat menjadi dekan diklaim mendapatkan akreditasi baik sekali . Jumlah mahasiswanya juga luar biasa. Ia mengaku karena membangun kerjasama dengan pihak-pihak kepolisian kejaksaan kehakiman dan perusahaan swasta.
“Saya banyak teman pada saat itu, makanya saat itu di fakultas hukum banyak polisi kuliah d tempat kita, “ paparnya.
Tahun 2006 perjalanan karirnya tidak berhenti disitu. Sebab ia diminta rektor karena saat itu sudah menjadi guru besar untuk mendirikan program doktor hukum, dan tahun 2010 dibukalah program doktor hukum. Karena saat itu ia masih menjabat dekan fakultas hukum dan tidak boleh rangkap jabatan maka ketua program doktor hukum itu dipegang prof Zudan Arif Fakrulloh. Sementara Santiago sebagai sekretaris program yang menjalankan day by day di kampus, karena saat itu prof Zudan masih sebagai kepala biro hukum kemendgri.
Waktu pertama dibuka mahasiswanya sudah antusias angkatan pertama 21 orang. Dan setiap membuka pendaftaran selalu di atas 20 orang. Salah satu yang menjadi mahasiswa itu adalah ketua alumni sekarang yaitu Ronny F Sompie yang saat itu jabatannya karowasidik. Lalu Sompie lulus jabatannya sebagai kapolda Bali. Saat kuliah masih kadiv humas Mabes Polri, Ronny merupakan alumni angkatan pertama.
Dalam perjalanannya prof Zudan diangkat menjadi dirjen dukcapil, waktunya sudah tidak ada. Bagai gayung bersambut, bersamaan masa bakti Santiago sebagai dekan berakhir. Iapun diangkat sebagai kepala program di doktor hukum 2016. Diawalnya memang mahasiswa masih statis 20an. Tapi saat anggota tim anggota asistensi hukum nasional Menkopolhukam tahun tahun 2019-2020 itu menjadi ketua, ia merangkul komunitas-komunitas dan teman di bidang hukum. Mulailah jumlah masiswanya meningkat menjadi 25 sampai 30.
“Saya mengajak teman-teman kedokteran di RSPAD, meraka kuliah di doktor hukum di Borobudur. Ada 68 dokter mengambil doktor hukum. Jadi memang ada kebutuhan bagi mereka sebagai seorang dokter untuk mengerti dan bukan sekedar mengerti tapi paham tahu. karena rata rata dokter yang kuliah di kita itu sudah dokter senior, bahkan sudah menduduki jabatan tertentu sehingga perlu keahlian di bidang hukum, “ jelas Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pimpinan Perguruan Tinggi Hukum Indonesia tersebut.
Menurutnya, hampir dokter d Indonesia kiblatnya di Borobudur. Salah satu yang menjadi daya tarik adalah dosen dosennya berkualitas ada hakim agung prof surya jaya ada prof Zudan dan lainnya. Dari pengajar berkualitas mahasiswa tertarik dan mendapatkan ilmu bermutu.
Dari ilmu bermutu yang didapati dari kuliah itu mereka sampaikan ke teman-teman yang lain bahwa kuliah di Bodobudur mendapatkan kualitas dosen yang baik juga sarana dan prasarana kelas internasional.
Di samping itu juga akreditasi program doktor hukum sejak dari pertama mendapatkan izin sampai di akreditasi nilainya B (baik sekali). Dengan nilai Baik sekali itu menurutnya sudah sangat luar biasa karena beberapa perguruan tinggi negeri yang menyelenggarakan program doktor hukum akreditasinya juga Baik sekali.
Dan ini menjadi salah satu persyaratan juga bagi yang berlatar belakang ASN kalau ingin jenjang karir atau teman di kepolisian maupun d tentara kalau mau naik jabatan atau pangkat tidak ada masalah. Bahkan, setiap diakreditasi nilai menambah.
“Tahun ini rencananya kita kalau tidak ada halangan Oktober ini kita akan mengajukan re akreditasi untuk menjadi unggul, kita sedang berbenah berusahalah berupaya, “ harapnya.
Terobosan lain yang dilakukan Santiago adalah mengadakan komparasi studi atau mengadakan lecture perkuliahan di luar negeri. Setiap semester atau tiap tahunnya mahasiswa kuliah di luar negeri pertama kita rintis di salah satu universitas Jepang. Mereka kuliah mendapatkan materi berbicara mengenai mediasi karena d Jepang penyelesaian hukumnya yang terkenal dengan jalur mediasi. lalu tahun berikutnya di dua kampus di Korea. Para mahasiswa ikut seminar bersama teman lain dari Mongolia dan Vietnam, seminar internasional dengan tema legal culture. Bagaimana saling memberikan penjelasan budaya hukum di negara masing-masing.
Setelah itu universitas di Thailand. Kuliah umum disana mengenai hukum internasional tentang hal asazi manusia, biasa yang itu lecture perluliaham sebanyak 40-60 mahasiswa Borobudur.
Saat Covid melanda dunia otomatis kegiatan perkuliahan ke luar negeri berhenti. Tapi, setelah Covid berlalu dimulai kembali. Ada dua universitas di Belanda para mahasiswa kuliah d leiden dan ultrchet universitas. Mereka belajar mengenai hukum internasional, karena kiblat hukum Indonesia dari Belanda.
Yang paling dijaga Faisal terkait mutu dan kualitas lulusan Universitas Borobudur adalah mengharuskan para mahasiswa mempunyai karya ilmiah terpublish. Pasalnya, itu menjadi salah satu persyaratan mahasiswa doktor hukum yang kuliah di Borobudur kalau tidak mempunyai karya ilmiah yang terpublish secara internasional minimal dua maka tidak bisa lulus. Bahkan tidak akan dapat mengikuti ujian tertutup. “Kita menjaga mutu kualitas baik karena itu yang saya jaga, “ tegasnya.
Perjalanan karir Faisal Santiago berlabuh di tahun 2021 diberikan kepercayaan menjabat sebagai direktur pascasarjana, yang selama hanya doktor hukum, Rektor melihat kinerja baiknya, akhirnya, selain mengawal doktor hukum juga mengawal doktor ekonomi doktor magister hukum mengawal juga magister manajemen. Ia mengelaborasi semuanya mendapatkan akreditasi nilai baik sekali.
“Saya lakukan menjaga kualitas dan itu harga mati waktu lulus membuat karya ilmiah terpublish secara internasional. Lecturing d luar negeri, ‘ bebernya.
Untuk mempublish karya ilmiahnya, Santiago memastikan pihaknya memberikan sarana publish karya ilmiah d luar negeri. Setiap tahun selama dua kali semester ganjil dan genap kampus mengadakan internasional confrence dimana di international conference itu para mahasiswa diberikan kesempatan mengirimkan pappernya, lalu di review oleh editor internasional confrence. Setelah di review kalau secara SOP nya mereka layak dipublih maka akan di publish, tapi kalau tidak layak maka tidak akan dipublih. Karena dijaga independen oleh internasional confrence.
“Itulah mengapa program pascasarjana kita di perhitungan dan diminati, “ tambahnya.
Iapun berharap sudah 29 tahun mengabdi dan akan terus memberikan kontribusi pemikirannya, lulusannya berkualitas, keilmuan ditransferkan di tempat kerja dan lingkungan. Serta lulusan benar-benar diterima di masyarakat.
“Semua ini saya lakukan apa yang menjadi niat saya sudah mau 55 tahun, 29 tahun mengabdi d Borobudur kebanggan program pasca sdarjana diperhitungkan. secara nasional. Bahkan, alumni kita luar biasa Ronny F Sompie, juga ada Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni Trimedya Panjaitan, dan beberapa anggota DPR. juga mantan Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim.
Riwayat Singkat Faisal Santigo
Prof.Dr.H.Faisal Santiago, SH.MM
Nidn: 0028036901
Yogyakarta, 28 Maret 1969
Guru Besar Ilmu Hukum 1 Oktober 2006
Scopus ID 57198029392
Dekan FH Universitas Borobudur 2006 sampai dengan 2016
Ketua Program Doktor Hukum Universitas Borobudur, 2016 sampa dengan saạt ini.
Direktur Pascasarjana Universitas Borobudur, 2021 sampai sekarang
Anggota Tim Asistensi Hukuřm Nasional Menkopolhukam 2019-2020
Ketua bewan Pakar Asosiasi Pimpinan Perguruan Tinggi Hukum Indonešia (ÄPPTHI).
Ketua Perkumpulan Konsultan Hukum dan Pengacara Pertambangan (PERKHAPPI) 2018 sampai sekařang
Ànggota Dewan Pakar Korpri Ñasional 2027-2027
Orcid 1D 0000-0001-5697-9084
Indeks Sinta; 6,64