telusur.co.id - Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei, menerima kunjungan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Teheran, Kamis (30/5/24). Ayatullah Khamenei mengapresiasi kehadiran Presiden al-Assad di Teheran untuk menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Iran.

Dalam pertemuan antara keduanya, Ayatullah Khamenei menyinggung kontribusi mantan presiden Iran Alm. Sayyid Ebrahim Raisi, dan mantan Menlu Alm. Hossein Amir Abdollahian dalam penguatan hubungan Iran-Suriah.

Dia menyebut penguatan hubungan Teheran-Damaskus sebagai sebuah misi di mana kedua negara merupakan pilar Poros Perlawanan.

“Identitas khas Suriah adalah perlawanan, yang terbentuk pada era (mantan presiden Suriah) Alm. Hafez al- Assad dengan pembentukan front perlawanan dan perjuangan, dan identitas ini selalu membantu persatuan nasional Suriah,” ungkapnya, dikutip dari Rai Al Youm, Jumat (31/5/24).

Ayatullah Khamenei menekankan keharusan mempertahankan identitas ini, dan menyebutkan bahwa negara-negara Barat dan pengikut mereka di kawasan berencana untuk menggulingkan sistem politik Suriah dan menghapus negara ini dari percaturan regional dengan melancarkan perang terhadap Suriah, tapi mereka gagal.

“Sekarang mereka berencana untuk mencoba menghilangkan Suriah dari perimbangan dengan cara lain, termasuk janji-janji yang tidak akan pernah mereka penuhi,” imbuhnya.

Memuji pendirian Presiden Bashar al-Assad, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Setiap orang harus mengingat keistimewaan pemerintah Suriah, yaitu perlawanan”.

Mengenai tekanan politik dan ekonomi AS dan Eropa terhadap Iran dan Suriah, dia mengatakan, “Kita harus mengatasi keadaan ini melalui peningkatan kerja sama dan sistematikanya”.

Dia mengingatkan ihwal kesiapan Iran di masa kepresidenan Sayyid Ebrahim Raisi untuk meningkatkan kerja sama antara Iran dan Suriah di berbagai bidang.

“Sekarang Bapak Mokhber, yang berwenang sebagai penjabat presiden, melanjutkan pendekatan yang sama, dan kami berharap bahwa semua hal akan berjalan dengan baik,” tuturnya.

Pemimpin Besar Iran mengkritik sikap dan kelambanan beberapa negara di kawasan dalam masalah Gaza, dan mengenai pertemuan para pemimpin Arab baru-baru ini di Manama. 

“Dalam pertemuan ini, banyak kesalahan yang dilakukan terhadap Palestina dan Gaza, namun beberapa negara juga berperilaku baik,” ungkapnya.

Ayatullah Khamenei memastikan pandangan Iran positif dan cerah ihwal masa depan .

“Kami berharap kita semua dapat memenuhi tugas kita dan mencapai masa depan yang cerah ini,” imbaunya.

Di pihak lain, Presiden Suriah Bashar al-Assad menyampaikan belasungkawa kepada Pemimpin Besar, pemerintah dan rakyat Iran atas wafatnya Presiden Iran Sayyid Ebrahim Raisi dan rekan.

Dia juga menuturkan kepada Ayatullah Khamenei, “Hubungan Iran-Suriah adalah hubungan strategis yang berkembang di bawah arahan Yang Mulia, dan yang ada di puncak pelaksanaan arahan ini adalah Sayyid Raisi dan Amir Abdollahian”.

Presiden Bashar al-Assad juga menyinggung masalah perlawanan di kawasan. 

”Setelah lebih dari 50 tahun, garis perlawanan di kawasan telah maju, dan kini telah menjadi pendekatan agama dan politik,” ungkap Assad.

Presiden Assad menekankan pendirian Suriah bahwa mundur di hadapan Barat hanya akan membuat Barat melangkah maju.

“Saya telah mengumumkan bertahun-tahun yang lalu bahwa biaya perlawanan lebih kecil daripada biaya menyerah, dan masalah ini sudah sangat jelas bagi rakyat Suriah saat ini. Berbagai peristiwa belakangan ini di Gaza serta kemenangan kubu pejuang perlawanan telah membuktikan permasalahan ini kepada masyarakat di kawasan, dan menunjukkan bahwa perlawanan adalah sebuah prinsip,” bebernya.

Presiden Assad berterima kasih dan mengapresiasi besarnya peran Ayatullah Khamenei yang  dalam mendukung gerakan perlawanan dan Suriah di segala bidang.

Menanggapi perkataan Presiden Assad, Ayatullah Khamenei mengatakan: “Kata-kata Anda mengandung poin-poin penting, tapi ada satu poin yang paling penting bagi saya, yaitu masalah yang Anda tekankan dan katakan,’Setiap kali kita duduk (mundur), pihak lain akan maju.’ Tidak ada keraguan tentang masalah ini, dan ini telah menjadi slogan dan doktrin kami selama lebih dari 40 tahun.” [Tp]