telusur.co.id - Pemerintah berencana mengimpor 1 juta ton beras dari India, hasil pembicaraan antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri India Narendra Modi di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil beberapa waktu lalu.

Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto yang dikenal dengan panggilan Titiek Soeharto, memberikan dukungan terhadap rencana tersebut dengan beberapa syarat. Ia menegaskan bahwa impor beras harus dilakukan secara bijaksana dan tidak dilakukan saat musim panen petani lokal.

“Kami tidak masalah dengan impor, tetapi jika dilakukan saat petani kita sedang panen, saya tidak setuju,” kata Titiek kepada media di Jakarta, dikutip Kamis (21/11/24).

Titiek menambahkan bahwa impor hanya boleh dilakukan jika produksi beras dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan nasional. 

“Impor boleh saja, asalkan untuk cadangan nasional, tidak membebani petani, dan tidak dilakukan pada masa panen,” tegas politisi Partai Gerindra itu.

Sebelumnya, Presiden Prabowo menyatakan bahwa rencana impor beras ini merupakan bagian dari kerja sama perdagangan antara Indonesia dan India. Dalam pertemuannya dengan Modi, Prabowo menekankan pentingnya memperkuat hubungan perdagangan, termasuk percepatan kesepakatan penjualan beras dari India ke Indonesia. [Tp]