Waspada Banjir Rob Akibat Super Moon di Jakarta, Berikut Upaya Pemprov DKI - Telusur

Waspada Banjir Rob Akibat Super Moon di Jakarta, Berikut Upaya Pemprov DKI


telusur.co.id -Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi adanya fenomena bulan purnama (worm moon) yang terjadi bersamaan dengan gerhana bulan berpotensi menyebabkan banjir pesisir (rob) di wilayah Indonesia termasuk Jakarta pada 7 Maret hingga 4 April 2025.

Menanggapi hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebut, pihaknya telah mempersiapkan langkah-langkah strategis dalam menghadapi fenomena tersebut. Salah satunya, menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).

"Karena dampak fenomena ini dapat semakin besar apabila disertai cuaca buruk di wilayah pesisir. Untuk itu, OMC dilakukan untuk mengurangi intensitas hujan yang di wilayah DKI Jakarta," ucap Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji saat dikonfirmasi awak media, Jumat (14/3/2025).

Isnawa mengungkapkan, OMC akan digelar 
pada 11 Maret 2025 hingga 10 hari ke depan. Nantinya, BPBD akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD Provinsi Jawa Barat untuk memastikan sinergi dalam pelaksanaan modifikasi cuaca ini.

Selain OMC, Isnawa menyampaikan, BPBD akan memberikan peringatan dini terkait potensi banjir rob kepada masyarakat yang berada di wilayah rawan banjir rob.

"Seperti wilayah yang berada di pesisir Jakarta termasuk Kepulauan Seribu sehingga masyarakat dapat melakukan antisipasi lebih awal," ungkap Isnawa.

Selanjutnya, BPBD Jakarta juga akan  menyiagakan personel dan peralatan, seperti perahu karet di lokasi-lokasi rawan banjir rob untuk memastikan respons cepat saat terjadi genangan. 

"Selain itu, BPBD juga menyiagakan layanan call center Jakarta Siaga 112 yang beroperasi 24 jam untuk menangani kejadian kedaruratan termasuk dampak banjir rob," pungkasnya.

Untuk upaya jangka panjang, Isnawa menjelaskan, Pemprov DKI akan bersinergi dengan Pemerintah Pusat terus berupaya mengatasi ancaman banjir rob yang kerap melanda wilayah pesisir Jakarta. 

"Salah satu langkah utama dan tengah dilakukan untuk mencegah air laut pasang meluap ke daratan yakni dengan pembangunan tanggul pengaman pantai melalui program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)Fase A sepanjang 39 kilometer pada titik kritis," ujar Isnawa.

Selain pembangunan tanggul, Isnawa menyatakan, Dinas SDA DKI juga memperkuat sistem polder pengendali rob yang dilengkapi dengan bendung karet untuk menahan air laut agar tidak kembali meluap ke daratan.

"(Serta) mengoptimalkan penggunaan pompa stasioner dan mobile untuk mengalirkan air ke laut, terutama di wilayah dengan topografi rendah atau di bawah permukaan laut, untuk mengatasi rob secara langsung, serta upaya yang terus dilakukan yakni mengoptimalisasi saluran drainase agar air dapat mengalir dengan lancar," tutur dia.

Upaya lainnya, ialah pengendalian penurunan muka tanah dengan pembatasan penggunaan air tanah melalui kebijakan Zona Bebas Air Tanah yang akan diperluas di berbagai wilayah. 

Serta peningkatan jaringan perpipaan air bersih PAM agar masyarakat beralih dari penggunaan air tanah ke air bersih perpipaan.

"Dengan upaya-upaya ini, BPBD DKI Jakarta berkomitmen untuk melindungi masyarakat dan meminimalkan dampak dari fenomena worm moon tersebut," imbuhnya. (Tp).


Tinggalkan Komentar