telusur.co.id - Tentara Zionis Israel melakukan pembantaian baru yang merenggut lebih dari 100 nyawa dan melukai puluhan lainnya dalam serangan udara pada hari Sabtu (10/8/24).
Dilansir dari Rai Al Youm, Minggu (11/8/24), serangan udara itu menyasar sebuah gedung sekolah yang ditempati pengungsi saat mereka sedang menunaikan shalat subuh di lingkungan Al-Daraj di pusat Kota Gaza.
Pertahanan Sipil di Gaza mengatakan puluhan orang terbakar, dan para kru berusaha mengendalikan api untuk menemukan jenazah para martir dan menyelamatkan korban luka, yang sebagian besar adalah anak-anak dan lansia.
Kantor pemerintah di Gaza mengutuk pembantaian mengerikan di sekolah Al-Tabin tersebut dan menyerukan kepada dunia agar mengutuknya.
Seperti biasa, tentara Israel menyerang demikian dengan dalih gedung sekolah itu dipakai oleh Hamas untuk komando dan pengendalian, namun berbagai lembaga peduli kemanusiaan membantah klaim tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengutuk serangan itu dan menyebutnya “sekali lagi membuktikan bahwa entitas apartheid Zionis tidak mematuhi aturan dan hukum internasional serta prinsip-prinsip moral dan kemanusiaan.”
“Serangan biadab ini merupakan contoh nyata dilakukannya kejahatan genosida, kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan pada saat yang bersamaan,” tambahnya.
Serangan tersebut merupakan salah satu serangan dengan korban jiwa terbanyak sejak pecahnya perang di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober.
“Satu-satunya cara untuk menghadapi entitas biadab ini adalah tindakan tegas dan keras oleh negara-negara di dunia Islam dan kaum merdeka dunia dalam memberikan dukungan praktis bagi rakyat Palestina dan perjuangan sah serta perlawanan mereka terhadap pendudukan dan agresi,” tegas Kanaani.
Jurnalis CNN Allegra Goodwin mengatakan dalam sebuah posting di X bahwa jaringan berita AS telah mengkonfirmasi “bom berdiameter kecil GBU-39 buatan AS” digunakan dalam serangan mematikan Israel di sekolah al-Tabin.
Kelompok-kelompok peduli HAM juga telah mendokumentasikan penggunaan senjata buatan AS oleh Israel “yang merupakan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan dan HAM internasional, dan dengan cara yang tidak sejalan dengan hukum dan kebijakan AS” selama perang. [Tp]