telusur.co.id - Presiden Amerika Serikat Joe Biden bersumpah bakal membalas serangan bom di Kabul, yang telah menewaskan 13 anggota layanan AS. Ia mengatakan akan memburu mereka yang bertanggung jawab.
Biden mengkonfirmasi dalam sebuah pidato dari Gedung Putih pada hari Kamis bahwa pemboman itu dilakukan oleh Negara Islam di Provinsi Khorasan, ISKP (ISIS-K), afiliasi ISIL di Afghanistan.
Serangan itu telah menewaskan puluhan orang, termasuk warga sipil Afghanistan dan setidaknya 13 anggota layanan AS.
Peristiwa ini diyakini sebagai tentara AS paling banyak tewas di Afghanistan dalam satu insiden sejak 30 personel tewas ketika sebuah helikopter ditembak jatuh pada Agustus 2011.
“Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin membahayakan Amerika, ketahuilah : Kami tidak akan memaafkan. kami tidak akan lupa,” kata Biden.
“Kami akan memburumu dan membuatmu membayarnya. Saya akan membela kepentingan kami pada rakyat kami dengan segala tindakan atas perintah saya.”
Biden menambahkan bahwa AS akan melanjutkan evakuasi warga Amerika dan sekutu AS meskipun ada serangan. “Kami tidak akan terhalang oleh teroris; kami tidak akan membiarkan mereka menghentikan misi kami. Evakuasi akan terus kami lakukan,” ujarnya.
Jenderal Kenneth McKenzie, komandan Komando Pusat AS, mengkonfirmasi sebelumnya pada hari Kamis bahwa pengangkutan udara tidak akan berhenti setelah serangan itu.
“Misi kami adalah untuk mengevakuasi warga AS, warga negara ketiga, pemegang Visa Imigran Khusus, staf kedutaan AS, dan warga Afghanistan yang berisiko,” kata McKenzie. "Meskipun serangan ini, kami melanjutkan misi." [ham]



