telusur.co.id -SURABAYA - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kembali mempertegas komitmennya dalam aksi kemanusiaan. Pada Rabu pagi (26/11), kampus tersebut resmi memberangkatkan Tim Relawan Bencana guna membantu penanganan warga terdampak erupsi Gunung Semeru. Prosesi pelepasan berlangsung di Kampus B Unusa.
Wakil Rektor I Unusa, Prof. Ahmad Rusdiansyah, memimpin keberangkatan sekaligus memberikan pesan agar para relawan menjalankan tugas dengan empati, kesiapsiagaan, dan profesionalisme tinggi.
“Bekerjalah dengan maksimal, bantu masyarakat sebaik mungkin, dan tetap jaga kesehatan. Kondisi di lapangan tentu tidak mudah, tetapi kehadiran kalian sangat dibutuhkan,” pesannya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unusa, Dr. Achmad Syafiuddin, menjelaskan bahwa masa tanggap darurat Pemerintah Kabupaten Lumajang masih berlangsung sekitar 34 hari. Durasi penugasan relawan Unusa pun disesuaikan dengan periode tersebut.
“Jika masa tanggap darurat diperpanjang, Unusa sudah menyiapkan kloter kedua yang siap diberangkatkan kapan pun,” ujarnya.
Sebanyak 12 relawan dilepas, terdiri dari 10 mahasiswa dan 2 dosen pendamping. Mereka akan memberikan layanan kesehatan, pendampingan gizi, serta dukungan masyarakat bagi kelompok rentan di wilayah terdampak. Para mahasiswa berasal dari program studi Kesehatan Masyarakat, Gizi, K3, Keperawatan, serta unit Mahasiswa Siaga Bencana (Magana), yang telah mendapatkan pelatihan kebencanaan dari BPBD Jawa Timur.
Dosen Unusa yang juga Manajer Program Unusa–UNICEF, Rizki Amalia, menegaskan bahwa pengiriman tim ini merupakan implementasi nyata kerja sama antara Unusa dan UNICEF dalam Program Rencana Kontingensi.
“Dinas Kesehatan Lumajang meminta dukungan relawan dari Unusa. Permintaan ini sejalan dengan kerja sama kontingensi kami, sehingga keberangkatan tim menjadi langkah konkret yang sangat dibutuhkan,” ungkapnya.
Setibanya di Lumajang, tim relawan Unusa akan bertugas di area dengan radius 10 kilometer dari titik terdampak. Mereka fokus pada layanan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), pemeriksaan tumbuh kembang anak, serta pemetaan kebutuhan gizi bagi lansia.
Hingga saat ini, sejumlah wilayah terdampak masih belum memiliki dapur PMBA maupun layanan kesehatan anak yang memadai. Kehadiran relawan Unusa diharapkan mampu menutup kekosongan layanan dasar tersebut dan memberikan perlindungan optimal bagi kelompok rentan. (ari)



