telusur.co.id - Amerika Serikat (AS) mengutuk keras Taliban atas pembunuhan massal ke mantan anggota pasukan keamanan Afghanistan rezim sebelumnya. 

Dikutip Newyork Time, kejadian ini bermula adanya laporan Human Right Watch yang menyebutkan lebih dari 100 mantan anggota pasukan Afghanistan telah dibunuh dan dihilangkan secara paksa di empat provinsi. Ini terjadi dalam 2,5 bulan terakhir.

"Kami sangat prihatin dengan laporan pembunuhan dan penghilangan paksa mantan anggota pasukan keamanan Afghanistan seperti yang didokumentasikan oleh Human Rights Watch dan lainnya," bunyi pernyataan dari AS, Uni Eropa, Australia, Inggris, Jepang, dan lainnya, yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri AS, seperti dikutip AFP, Senin (6/12/21).

"Kami menggarisbawahi bahwa tindakan yang diduga merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang serius dan bertentangan dengan amnesti yang diumumkan Taliban," lanjutnya.

AS juga meminta kasus yang dilaporkan ini harus diselidiki secara transparan. Taliban diminta mempertanggungjawabkan pembunuhan dan penghilangan ini. 

"Kasus yang dilaporkan harus diselidiki segera dan dengan cara yang transparan, mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban, dan langkah-langkah ini harus dipublikasikan dengan jelas sebagai pencegah langsung terhadap pembunuhan dan penghilangan lebih lanjut," tegas mereka.

"Kami akan terus memantau Taliban atas tindakan-tindakan mereka,” ucap pernyataan tersebut. 

Laporan: Rofifah Hanna Luthfiah