telusur.co.id - Mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Indramayu, Abdul Rohman mensinyalir, pergantian dirinya dari ketua fraksi PDIP DPRD Indramayu, ada unsur kepentingan politik individu untuk 2024. Pasalnya, hasil Pilkada 2020 yang dimenangkan kader PDIP, Nina Agustina Da'i Bachtiar, sebagai Bupati, diduga akan dijadikan "mesin ATM" untuk memuluskan ambisi politik pada 2024 mendatang di Jawa Barat.
"Pergantian mendadak ini saya cium ada pengkondisian dari oknum pimpinan Partai, karena saya menolak instruksi cabut dukungan ke bupati, karena ada modus yang ingin menjadikan bupati Indramayu jadi mesin ATM untuk kepentingan politik pribadi di 2024," kata eks Ketua Fraksi PDIP DPRD Indramayu, Abdul Rohman, saat di konfirmasi, (22/9/21).
Rohman memaparkan, adanya pengkondisian tersebut sangat terasa, berawal dari penolakan dirinya atas instruksi lisan pribadi pimpinan partai untuk mencabut dukungan kepada bupati.
"Justru saya mempertahankan amanah Ibu Ketum Hj. Megawati Soekarnoputri karena sudah merekomendasikan dan mengamanahkan Nina menjadi bupati Indramayu," jelasnya.
Misalnya, lanjut Rohman, masalah ketua DPC dan juga menjadi Wakil Ketua DPRD Indramayu saat menjabat Ketua KONI Indramayu. Di mana, dirinya disuruh membela padahal melanggar peraturan dan undang-undang karena rangkap jabatan. Namun, tegas Rohman, dirinya menolak instruksi tersebut.
Terkait isu perpecahan partai di Indramayu, Rohman menegaskan, Bupati Nina Agustina yang merupakan kader PDIP tentunya harus didukung untuk membangun daerah agar lebih baik.
"Jadi siapa sebenarnya yang melakukan upaya perpecahan partai?" tandasnya.[Fhr]