telusur.co.id - Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon menyerang pangkalan udara Israel dengan serangan rudal besar sebagai tanggapan atas serangan Israel di wilayah Lebanon.
Pesawat-pesawat tempur Israel mengebom Lembah Bekaa di Lebanon pada hari Senin (26/2/24) dalam eskalasi militer terbaru dan Hizbullah kemudian membalas dengan tembakan roket pada hari Senin dan Selasa (26 dan 27/2/24).
Pada Selasa (27/2/24) malam, Tel Aviv mengakui bahwa Pangkalan Udara Meron di Israel utara rusak terkena rudal Hizbullah.
“Setelah sirene dibunyikan di utara negara ini hari ini (Selasa), sekitar 20 peluncuran roket terdeteksi dari wilayah Lebanon,” ungkap militer Israel di platform X, dikutp Rai Al Youm, Selasa (27/2/24).
“Sebuah rudal anti-tank juga terdeteksi melintasi wilayah Lebanon menuju wilayah Meron di Galilea Atas,” lanjutnya.
Tentara Israel mengkonfirmasi bahwa “kerusakan terdeteksi di unit kendali angkatan udara,” dan menambahkan bahwa “tidak ada kerusakan pada efisiensi fasilitas tersebut.”
Israel balik menyerang sasaran yang berafiliasi dengan organisasi Hizbullah di wilayah Lebanon.
Dua sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok pejuang yang berbasis di Lebanon tersebut akan melakukan gencatan senjata terhadap Israel jika sekutunya, Hamas, menyetujui proposal gencatan senjata dengan Israel di Gaza, kecuali pasukan Israel terus membom Lebanon.
Pangkalan yang menjadi sasaran Hizbullah pada hari Selasa adalah pangkalan yang sama dengan yang diserang dalam serangan sebelumnya.
Sementara itu, tentara Israel mengakui terbunuhnya seorang mayor di barisannya, yang berafiliasi dengan Brigade Givati, dalam pertempuran di Jalur Gaza.
Berdasarkan klausul “Diizinkan Publikasi”, tentara Israel mengungkapkan bahwa orang yang tewas itu adalah Mayor Shahar Yiftah, seorang komandan kompi di Brigade Givati.
Jumlah kematian tentara pendudukan Israel yang diakui telah meningkat menjadi 581 sejak 7 Oktober 2023, termasuk 241 orang tewas dalam pertempuran darat di Jalur Gaza. [Tp]