telusur.co.id - Direktur Eksekutif Center for Budget Analisys (CBA), Uchok Sky Khadafi menduga, melemahnya wacana pembentukan panitia khusus (pansus) Telkomsel ke GoTo yang digaungkan salah satu komisi karena adanya ego sektoral antar komisi di DPR.
Menurut Uchok, persoalan investasi ini hanya diselesaikan melalui Panja, menyiratkan bahwa DPR seperti tunduk pada lembaga yang mestinya di awasinya.
"Masak DPR kalah sama Erick Thohir (ET)? BUMN sudah kaya partai dibajak ET untuk kampanye, tapi DPR kalah sama ET, akibatnya tak ada pengawasan dan Pansus juga menghilang seperti diusir DPR sendiri," sindir Uchok, Rabu (15/6/22).
Uchok mensinyalir, melemahnya wacana pembentukan Pansus ini, lantaran ada dugaan aksi saling sikut di internal DPR soal polemik investasi sejumlah perusahaan BUMN di perusahaan digital termasuk Telkom melalui anak usahanya Telkomsel yang berinvestasi di GoTo.
"Mereka ibaratnya rebutan soal itu. Rebutan untuk bela rakyat sih bagus, tapi kalau rebutan yang bukan kepentingan rakyat kurang eloklah," katanya.
Untuk itu, Uchok mendorong agar ketua umum partai atau Sekertaris Jenderal (Sekjen) nya memonitor langsung polemik investasi BUMN itu.
"Mungkin sekjen-sekjen parpolnya mesti panggil anak buahnya di DPR dan tanyakan alasan pembentukan panja dalam menyikapi persoalan investasi Telkomsel ke GoTo. Rakyat menyaksikan dan memantau persoalan ini masalahnya. Panja kalau rapat-rapat biasa saja kurang greget," tegas dia.
Uchok menduga bahwa pembentukan panja bisa jadi tanpa ada instruksi dari ketua fraksinya masing-masing. "Ketua fraksi kan kepanjangan tangan partai. Partainya mestinya peka bahwa ini persoalan serius. Gak masuk akal persoalan seperti ini hanya diselesaikan lewat panja, terlalu terbatas daya jangkaunya," tuturnya.[Fhr]