DPR Heran Menkeu Hanya Khawatir Radikalisme, Bahaya Kapitalis Kok Enggak Disebut? - Telusur

DPR Heran Menkeu Hanya Khawatir Radikalisme, Bahaya Kapitalis Kok Enggak Disebut?


telusur.co.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati diminta jangan hanya mengkhawatirkan adanya gejala radikalisme di Kemenkeu, tetapi harus mengumumkan kepada publik adanya bahaya kapitalisme dalam sistem perekonomian Indonesia. 

Begitu disampaikan oleh anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan kepada wartawan, Minggu (22/12/19).

"Jadi tak hanya radikalisme yang dia sebut dan khawatirkan. Mestinya bahaya kapitalisme juga dia sebut karena dua duanya sama-sama bahaya," tegas Heri. 

Menkeu Sri Mulyani sebelumnya menyebut bahwa jajaran di Kemenkeu ada yang terpapar radikalisme, pegawainya bergaul secara eksklusif. Menurut Sri Mulyani, penampilan dengan identitas bagi yang beragama Islam dalam bentuk jenggot dan celana cingkrang.

Heri menegaskan, tersusupnya Indonesia oleh sistem Kapitalisme itu lebih berbahaya terhadap kedaulatan bangsa. Apalagi, para pendiri bangsa sangat keras berjuang melawan kapitalisme ekonomi. 

"Bahaya terhadap kedaulatan bangsa dan negara dari berbagai sisi. Ada radikalisme disebut tapi ada bau amis kapitalisme kok enggak disebut?" tanya Heri.

Politikus Partai Gerindra ini menilai, kondisi perekonomian Indonesia yang tak beranjak dalam beberapa tahun belakangan ini mestinya jadi perhatian serius Menkeu. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan hanya mampu berada di angka 5 persen. 

" Harusnya SMI endus kenapa pertumbuhan ekonomi stagnan. Apakah stagnan karena ada gejala kapitalisme, liberalisme ekonomi di negeri ini. Kalau iya, bagaimana penanganannya menghadapi bahaya kapitalisme-liberalisme itu. Saya kira itu jauh lebih penting karena bicara ekonomi bicara tentang hajat hidup banyak orang," demikian Heri.[Fh]

 

 


Tinggalkan Komentar