telusur.co.id - Sekitar 100 kepala sekolah dan guru dari madrasah se-Kota Malang, Jawa Timur, pada Kamis, 27 Juni 2024, berkumpul di Ballroom, di salah satu hotel di Malang. Kehadiran mereka yang berasal dari madrasah negeri maupun swasta di tempat itu untuk mengikuti ‘Forum Konsultasi Publik (FKP) MPR’.
 
Kegiatan yang dimulai Jam 09.00 WIB itu bisa terlaksana berkat kerja sama antara MPR  dengan Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kota Malang.
 
Dalam FKP yang bertema ‘Aktualisasi Nilai-Nilai Kebangsaan Di Madrasah Melalui Wisata Belajar Ke Lembaga Negara Di Indonesia’ itu, hadir Plt. Sekretaris Jenderal (Sesjen) MPR, Siti Fauziah S.E., M.M; Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Sekretariat Jenderal (Setjen) MPR, Anies Mayangsari Muninggar, S.IP, ME; Kepala Subbagian Hubungan Antarlembaga Setjen MPR, Yenita Revi, SE; Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang diwakili Kasi Pendidikan Madrasah, H. Abdul Mughni, S. Ag., M.Pd; dan Ketua KKMI Kota Malang, Hj. Siti Aisah, S. Ag., M.Pd.
 
Dalam forum tersebut Plt. Setjen MPR memberikan pemaparan terkait dengan wisata belajar, kunjungan delegasi, atau ‘study tour’ ke MPR. Selanjutnya peserta diberi kesempatan untuk bertanya dan atau menyampaikan aspirasi terkait dengan masalah teknis kunjungan delegasi ke MPR.
 
Begitu dibuka sesi tanya jawab, banyak peserta yang ingin bertanya sesuai tema namun ada juga yang menyampaikan aspirasi mengenai kesejahteraan para guru madrasah.
 
Mendapat berbagai pertanyaan dan aspirasi, Siti Fauziah merasa senang dan terbuka dalam forum itu. “Kegiatan seperti ini memang digunakan sebagai forum untuk menyerap aspirasi masyarakat untuk membangun layanan kunjungan delegasi ke MPR”, ujarnya. “Serap aspirasi dari masyarakat sangat penting agar kinerja, layanan, dan fasilitas dari Setjen MPR menjadi lebih baik”, tambahnya.
 
Dari semua aspirasi, Setjen MPR akan mengimplementasikannya yang memang menjadi kebutuhan peningkatan layanan. Siti Fauziah mengakui ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan dari layanan kunjungan delegasi, seperti video profile MPR. “Akan kita buat menjadi lebih menarik”, tegasnya.
 
Kepada peserta, perempuan asal Kota Bandung, Jawa Barat, itu mengemukakan banyak program yang sudah dicanangkan guna meningkatkan layanan kunjungan delegasi untuk berbagai jenjang pendidikan. Bila yang berkunjung kelompok sekolah dasar, ada permainan seperti ular tangga. Permainan itu nantinya bisa dimainkan di sekolah. “Pastinya tema permainan adalah tentang Empat Pilar MPR, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika”, paparnya.
 
Semua yang ada menurut Siti Fauziah juga akan dibuat secara digital dan dimasukan ke dalam web milik MPR. “Agar yang belum bisa berkunjung ke Senayan, Jakarta, bisa melihatnya di web MPR”, ujarnya.   
 
Diakui, di Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, banyak fasilitas yang masih dimiliki secara bersama. Diungkap Museum Sejarah Parlemen di Indonesia yang ada di Gedung Nusantara masih menjadi milik MPR dan DPR. “Nah, kita akan membangun museum sendiri, Museum MPR”, tutur Siti Fauziah.
 
Ia berharap dari tahun ke tahun ada peningkatan layanan fasilitas yang dilakukan oleh MPR sehingga kunjungan delegasi yang terdiri dari siswa, guru, mahasiswa, dosen, dan kelompok masyarakat lainnya akan selalu ada yang baru.
 
Meningkatkan layanan kunjungan delegasi, dikatakan oleh Siti Fauziah bukan hanya untuk kepentingan MPR namun juga untuk kepentingan masyarakat. “Masyarakat jadi mengetahui MPR, MPR pun mengetahui kebutuhan masyarakat”, ucapnya. “Kami berharap semua mendapat manfaat dari kunjungan delegasi sehingga mampu membuka wawasan tentang MPR”, tambahnya.
 
“Besar harapan selepas acara ini, Bapak dan Ibu kembali ke rumah dengan membawa banyak manfaat dan ilmu”, harap perempuan yang akrab dipanggil Bu Titik itu.