Gara-gara LGBT, Angka Penderita HIV/AIDS Terus Meningkat - Telusur

Gara-gara LGBT, Angka Penderita HIV/AIDS Terus Meningkat

Ilustrasi. Foto Net

telusur.co.id - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Brebes sangat prihatin atas banyaknya temuan penyakit HIV/AIDS. Bahkan catatan KPA penderita penyakit HIV/AIDS di Brebes setiap tahun meningkat.

Peningkatan penemuan jumlah penderita penyakit HIV/AIDS terjadi pada tahun 2013 mencapai 70 penderita didominasi oleh kalangan komunitas LGBT dan hubungan laki - laki dengan laki - laki. Jumlah temuan tersebut kemudian pada tahun 2014 meningkat ke angka 78 penderita. Kemudian peningkatan drastis pada tahun 2015 - 2016 sebanyak 137 orang. Tahun 2017 sebanyak 152 dan tahun 2018 sebanyak 162 penderita.

Penyakit yang mematikan dan sangat berbahaya ini terus meroket di tahun 2019 mencapai 722 penderita. Yang didominasi oleh penyuka sesama jenis laki - laki penyuka laki - laki. "Ini catatan terakhir di tahun 2019 penderita HIV/AIDS di Kabupaten Brebes," ungkap Slamet Tohari.

Sedangkan penderita dari faktor penularan pekerja seks komersial dan waria, pengguna jarum suntik secara keseluruhan sejumlah 3.340 penderita HIV/AIDS. "Jika dilihat dari angka tersebut di Kabupaten Brebes harus ditingkatkan pencegahan dan pengawasan, karena masih banyak penderita yang berkeliaran mencari pasangan untuk memuaskan seks berbahaya," katanya.

Data tersebut dari hasil pemeriksaan di Puskesmas, berawal dari situ diperkirakan masih banyak penderita HIV/AIDS yang belum terdata. Yang belum ditemukan karena masih banyak yang belum memeriksakan diri. Gejala HIV/AIDS bagi penderita badan semakin kurus, muka pucat, dan kondisi badan melemah.

Sementara itu penderita HIV/AIDS dilihat dari usia mayoritas di usia produktif yaitu antara usia 15 - 49 tahun dan antara 50 - 69 tahun. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes penderita HIV/AIDS di setiap Kecamatan dan terbanyak di Kecamatan Bumiayu, Banjarharjo menyusul Kecamatan Larangan, serta Kecamatan Brebes sejumlah 20 orang penderita. Sedangkan Kecamatan lain jumlahnya berpariatif terkecil 5 penderita.

Sementara itu menurut Ustad Sholihin (45) Kamis (9/7/2020) menuturkan, merasa sangat prihatin akumulasi tersebut. Ini merupakan penyakit masyarakat yang segera diberantas. Pemicunya akibat pergaulan bebas dan faktor tidak mau merubah diri sehingga kaum gay, lesbian dan sejenisnya bertumbuh dan berkembang pesat di Kabupaten Brebes.

"Kami menghimbau kepada seluruh para ulama dan pemerintah komunitas LGBT segera dimusnahkan. Sebagai ajang mereka berkelompok dari medsos baik grup Watshaaf, Facebook dan Wichat terkait hal itu aparat harus selalu memantau aktifitas mereka," ujarnya.

Selain itu ada faktor lain yang menjadi pemicu dan terjadi tertular penyakit HIV/AIDS. Sebagai upaya penanggulangan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS di masyarakat. Harus gencar melakukan sosialisasi penyakit berbahaya tersebut ke desa - desa. Peran aktif aparatur desa dan Babinkantibmas serta Babinsa, paran ulama terutama orang tua. [ham]


Tinggalkan Komentar