telusur.co.id - Anggota Kantor Politik Hamas, Mahmud al-Zahhar berbicara tentang perkembangan terbaru di Palestina. Ia menyinggung unjuk rasa baru-baru ini di perbatasan Gaza dan mengatakan, tujuan unjuk rasa itu adalah memberikan tekanan kepada Rezim Israel, agar ia menghentikan kejahatan-kejahatannya atas bangsa Palestina.

“Israel memiliki bom nuklir. Jadi, apakah logis jika orang-orang Palestina tidak memiliki senapan untuk membela diri? Apalagi Pemerintah Otonomi Nasional (PNA) sudah berlepas diri dari kewajiban ini. PNA justru melakukan sebuah kekeliruan dan kejahatan bernama ‘koordinasi keamanan dengan Israel,’” ujar al-Zahhar, dalam wawancara dengan kantor berita Anadolu, Rabu (25/8/21).

Dia mengatakan, pihaknya tidak menghendaki perang yang asal-asalan dan sembarangan. Namun dia menginginkan perang final yang bisa membebaskan negeri, sebagaimana yang dilakukan negara-negara jajahan, yaitu membebaskan tanah mereka dengan melawan.

"Kami mempersiapkan dan memfasilitasi diri kami untuk tujuan ini,” ungkapnya.

“Dalam pertempuran terakhir melawan rezim Zionis, yang dikenal dengan Pedang al-Quds, perlawanan Palestina sanggup memamerkan model untuk menjatuhkan pukulan atas musuh. Perlawanan telah menunjukkan bahwa jika kondisinya memungkinkan, Palestina bisa dibebaskan,” tandas al-Zahhar. [Tp]