Iman Brotoseno Diangkat Jadi Dirut TVRI, Novel: Tambah Daftar Perusak Negeri - Telusur

Iman Brotoseno Diangkat Jadi Dirut TVRI, Novel: Tambah Daftar Perusak Negeri

Novel Baswedan. (Ist).

telusur.co.id - Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin menilai, Iman Brotoseno tak layak diangkat jadi Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI lantaran cacat moral. 

Novel mengatakan Iman Brotoseno cacat moral lantaran rekam jejak Iman yang pernah bekerja sebagai kontributor di majalah dewasa Playboy Indonesia dan twit-twit lamanya soal video porno alias bokep.

"Bagaimana mungkin orang yang sangat cacat moral atau boleh dikatakan mengidap penyakit masyarakat yaitu pelaku yang diduga menyebarkan atau pendukung pornografi dan pornoaksi," kata Novel kepada kepada waratawan, Selasa (2/6/20). 

Menurutnya, penunjukan Iman sebagai Dirut TVRI menambah daftar perusak negeri dan pengkhianat Pancasila. 

"Karena pornografi dan pornoaksi adalah bertentangan dengan sila pertama Pancasila. Ini sangat berbahaya untuk masa depan bangsa," tegas tokoh Front Pembela Islam (FPI) itu.

Tak hanya itu, Novel juga menyinggung soal jejak digital Iman yang pernah membahas soal Gerakan Wanita Indonesia atau Gerwani, organisasi perempuan yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). 

"Ditambah orang ini diduga kader PKI kalau dilihat postingangannya di medsos, dimana orang ini juga kader satu partai penampung dan pendukung kemungkaran yang didalamnya ada anak tokoh PKI sehingga pantes saja orang ini bisa menjabat," ujar Novel. 

Sebelumnya, Iman Brotoseno menjelaskan soal cuitannya tentang Gerwani. Ia mengaku gemar membaca buku sejarah, dan kuliah twit (kultwit) mengenai Gerwani diambil dari buku-buku yang ia baca, salah satunya berjudul 'Memahami Kontroversi Sejarah Orde Baru'. 

Iman mengungkapkan hal tersebut setelah kultwitnya soal Gerwani diungkit sejumlah pihak, salah satunya mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo. 

"Soal tuduhan dari Roy Suryo dalam kultwit itu. Itu kan merupakan rangkaian kultwit dari bedah buku 'Memahami Kontroversi Sejarah Orde Baru' dimana merangkum berbagai sejarawan seperti Taufik Abdullah, Anhar Gonggong, Asvi Warman Adam, dan lain-lain," kata Iman dalam keterangan tertulisnya, Minggu (31/5/20).

Iman pun meminta kepada Roy Suryo agar tidak menggiring opini publik berdasarkan cuitan lamanya. Menurut Iman, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu tak pantas melakukan hal yang demikian mengingat ia termasuk seorang intelektual.

"Pak Roy sebagai intelektual sebaiknya tidak mem-framing. Apalagi Pak Roy juga seorang pelaku fotografi, di mana perpaduan intelektual dan seni biasanya menghasilkan pemikiran yang jernih dan berbasis pengetahuan," kata Iman. [Tp]


Tinggalkan Komentar