telusur.co.id - Koalisi Semut Merah bentukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), diyakini akan kandas sebelum bertunas.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, terdapat sejumlah alasan Koalisi Semut Merah akan kandas sebelum bertunas. Salah satunya, Koalisi Semut Merah bentukan PKB dan PKS memerlukan dukungan parpol lain.
"Koalisi ini masih memerlukan dukungan Parpol lain untuk mengusung kandidat, sementara Parpol lain itu tersisa NasDem dan Demokrat," kata Dedi, kepada wartawan, Minggu (12/6/22).
Dedi menegaskan, jika Demokrat dan NasDem bergabung, maka peluang PKB memimpin Koalisi Semut Merah bisa sirna. Hal ini, lanjut dia, lantaran Demokrat memiliki elektabilitas yang cukup bagus disertai dengan sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Pun Nasdem, ada faktor Surya Paloh yang cukup berpengaruh," tuturnya.
Dedi melanjutkan, hubungan PKB dan PKS di dalam Koalisi Semut Merah juga sangat besar tidak diterima di akar rumput.
"Dan itu justru mengkhawatirkan jika dipaksakan akan ada gerakan lepas loyalitas baik di PKS maupun PKB," ungkapnya.
Selain itu, PKB sedianya lebih potensial bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB. Hal ini, karena di KIB, PKB akan dianggap lebih tinggi, terutama dari PPP dan PAN.
Situasi tersebut, kata Dedi, memungkinkan PKB memimpin KIB menawarkan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk berpasangan dengan Ketua Umum parpol di koalisi tersebut.
Dedi menilai, Cak Imin sangat berpeluang besar bila berpasangan dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto atau Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang merupakan inisiator KIB.
“Soal menang, urusan lain, yang pasti PKB berpeluang menonjol jika di KIB,” imbuh Dedi.
Dedi menambahkan, asumsi tersebut terealisasi, jika Koalisi Semut Merah dibentuk hanya untuk memprovokasi parpol lain agar daya tawar PKB dan PKS meningkat. "Itu jika parpol lain terprovokasi, jika tidak bisa berbalik, PKB dan PKS tidak mendapat kawan,” tukasnya.[Fhr]