telusur.co.id - Surat kabar harian di Amerika Serikat (AS), Washington Post pada hari Selasa (17/8/21) mengabarkan, sisa-sisa tubuh seorang warga Afghanistan ditemukan di roda-roda pendaratan pesawat angkut AS C-17. Pesawat itu terbang setelah bandara internasional Kabul jatuh ke tangan Taliban.

Dikutip Farsnews, Rabu (18/8/21), dua sumber Washington Post mengatakan, sisa-sisa jasad itu menyebabkan roda-roda pendaratan pesawat tidak berfungsi untuk sementara waktu.

Laporan-laporan menyebutkan, usai lepas landas dari bandara, pesawat itu mengalami masalah karena roda-rodanya tidak bisa menutup, sehingga mengumumkan keadaan darurat.

Setelah mendarat di bandara lain, baru diketahui bahwa sisa-sisa jasad warga Afghanistan yang ingin kabur ke luar negeri itu adalah penyebab masalah tersebut.

Laporan ini tidak menjelaskan apakah insiden ini berkaitan dengan jatuhnya dua warga Afghanistan dari pesawat AS, yang klipnya tersebar di medsos.

Sebelum ini, Jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova menyatakan, ia ‘syok’ mendengar statemen Jubir Pentagon, terkait jatuhnya beberapa warga Afghanistan dari pesawat AS di bandara Kabul.

”Sungguh mencengangkan. Saya mendengar statemen Jubir Pentagon John Kirby yang menjawab pertanyaan tentang jatuhnya sejumlah warga Afghanistan dari pesawat AS yang tengah mengangkasa di bandara Kabul. Ia berkata,’ AS tidak bisa mengkonfirmasi info-info ini secara akurat," kata Zakharova dalam wawancara dengan Russia24, Senin (16/8/21).

“Pertanyaan yang terlintas di benak adalah: bagaimana bisa AS mengetahui semua detail tentang aktivitas para peretas (yang diklaim dari) Rusia, atau bahan kimia bernama Novichok, namun tidak bisa memberikan informasi tentang insiden yang terjadi di atas sayap atau roda-roda pesawat AS (yang dilengkapi dengan semua perangkat pengawas dan kendali)?” imbuh Zakharova.

Sebuah klip video tersebar di sumber-sumber berita dan medsos, yang menunjukkan beberapa warga Afghanistan bergelantungan di pesawat AS yang tengah membubung ke angkasa, kemudian mereka jatuh ke bumi. [Tp]