telusur.co.id - Kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Lebanon akan bereaksi sengit dan dahsyat jika Rezim Zionis Israel berani menyerang kapal tanker minyak Iran yang sedang berlayar menuju Lebanon untuk membantu mengatasi krisis bahan bakar di negara yang berbatasan dengan Israel (Palestina pendudukan 1948) ini.

Ketua Partai Persatuan Arab Lebanon Wiam Wahhab dalam sebuah wawancara televisi menyatakan bahwa Hizbullah tak ragu akan menggempur semua kapal Israel di Laut Tengah jika Israel nekat menyerang tanker Iran.

Dikutip Tasnimnews, Kamis (26/8/21), Wahhab mula-mula menjelaskan krisis politik dan ekonomi Lebanon dengan menyebutkan bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) terlampau  berusaha menekan negara itu, termasuk pengurangan jumlah buruh di sektor-sektor umum.

Mengenai Perdana Menteri Najib Mikati, Wahhab menyebutnya berbeda dengan perdana menteri sebelumnya, Saad Hariri,  serius menjalankan misinya, dan mengerti apa yang mesti dilakukan untuk menyelamatkan negaranya.

Karena itu, kata dia, jika Mikati sampai mengundurkan diri maka Lebanon akan jatuh, sementara dia dapat berbuat banyak karena memiliki banyak relasi internasional dan penting.

Sedangkan Presiden Lebanon Michel Aoun disebut Wahhab tak memiliki kewenangan yang cukup dan semua struktur Lebanon akan ambruk seandainya instruksi pembentukan pemerintahan tidak disahkan.

Wahhab memastikan bahwa sekarang bagi rakyat Lebanon tak terlalu penting siapa menterinya, karena yang mereka pikirkan adalah harga bahan bakar minyak, namun ada kelompok-kelompok politik yang terlibat dalam pemerintahan justru memikirkan kepentingan diri semata dan menyebabkan banyak kesulitan.

Di bagian akhir dia menyebutkan bahwa kapal-kapal tanker minyak Iran sedang bergerak menuju Lebanon untuk membantu meringankan krisis di negara Arab itu.

Kapal-kapal itu didatangkan ke Lebanon atas inisiatif Hizbullah.

“Karena itu, Jika kapal-kapal Iran yang sedang bergerak menuju Lebanon itu diserang, maka semua kapal Israel di Laut Tengah akan menjadi sasaran gempuran Hizbullah," kata Wahhab. [Tp]