telusur.co.id - Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS menyarankan, jika koalisi Gerindra, NasDem , PKS dan Demokrat terbentuk, sebaiknya tidak mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Koalisi keempat partai sebaiknya mencari tokoh dianggap potensial untuk ikut kontestasi Pilpres 2024.
"Kalau koalisi Gerindra, NasDem, PKS dan Demokrat terbentuk sebaiknya tidak mengusung Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Sebelum terlanjur terbentuk, sebaiknya NasDem melakukan kalkulasi untuk berkoalisi Gerindra, PKS dan Demokrat," ujar Fernando kepada wartawan, Selasa (6/6/22).
Apalagi kalau koalisi tersebut mengusung Anies dan Sandi, maka yang akan diuntungkan adalah Gerindra dan PKS. Sedangkan NasDem bakal menerima dampak negatif kalau bergabung dengan koalisi Gerindra dan PKS.
“Kalau koalisi tersebut mengusung Anies, pendukung Anies lebih memilih Partai Gerindra dan PKS. Berbeda dengan KIB, yang walaupun sama-sama perpaduan partai nasionalis dan agamis, namun KIB jauh lebih berpeluang memenangkan pilpres 2024 karena kader Golkar, PAN dan PPP akan solid bila pasangan capres yang diusung adalah Ganjar dan Erick Thohir,” ujarnya.
Fernando menyebutkan, Anies dan Sandi dikenal dekat dengan kelompok agamis seperti FPI dan kelompok Gerakan 212. Sehingga akan kurang mendapatkan simpatik dan dukungan dari kelompok nasionalis.
“Akan lebih menarik kalau Gerindra mau mengusung Moeldoko berpasangan dengan Titiek Soeharto. Pasangan tersebut sangat bisa menandingi KIB dan berpeluang akan menang karena pemilih keempat partai akan solid memenangkan,” ucapnya lagi.
Atau alternatif lebih menarik dan bisa menarik pendukung dari kelompok nasionalis adalah jika Anies dipasangkan dengan Moeldoko dibandingkan dengan Titiek.
“Latar belakang Moeldoko sebagai TNI akan mampu menetralisir mengenai kedekatan Anies dengan kelompok FPI dan Gerakan 212,” kata Fernando.
Jika Demokrat tak hendak berkoalisi karena tak mendapatkan peluang sebagai capres, Gerindra, NasDem dan PKS pun sudah memenuhi syarat untuk mengusung pasangan capres dan cawapres.
“Kalaupun Demokrat tidak akan ikut tergabung, tentunya tidak akan memberikan pengaruh apabila Partai Gerindra, NasDem dan PKS membangun koalisi,” pungkasnya.[Fhr]