telusur.co.id - Jembatan Kembar perbatasan Nagori Sibaganding (Sualan) dengan Kelurahan Parapat ternyata memliki sisi misteri. Bagaimana tidak, setelah didatangi seorang perempuan bernama Elisa Santika Sinaga (30) yang bergelar "Nagalaut", jembatan kembar tersebut dinyatakan aman dari terjangan lumpur. Padahal sebelumnya  hampir 50 kali erupsi lumpur muntah dari puncak dan memacetkan jalan. Setelah dikeruk, baru bisa dilakukan buka tutup jalan kala itu.

Seorang warga bernama Oppu Daut Sinaga mengatakan, setelah Elisa "Nagalaut' itu datang ke kawasan jembatan dan membuat sesajen dari sirih, pangir (jeruk purut), buah duren dan dua jenis pisang dengan tandan, kawasan tempat kejadian longsor itu menjadi aman dan tenang.

"Kami pun senang sebagai warga secara khusus di lintasan Jalinsum Sibaganding-Parapat ini, padahal Boru Sinaga itu tidak ada yang memanggil ke sini," ujar Oppu Daut Sinaga kepada wartawan, Sabtu (1/8/20).

Kini, kata dia, Jembatan Kembar Siduadua masih aman. Anehnya, setiap kejadian banjir bandang dan banjir  lumpur yang kerap melanda Jalinsum Sibaganding-Parapat (Simalungun) selalu terjadi di Hari Sabtu dan menjelang malam Minggu atau liburan akhir pekan. 

"Maka untuk wisatawan yang hendak mengunjungi Danau Toba melintasi Jalan Siantar-Parapat diimbau untuk tetap behati-hati," katanya.

Saat terjadi banjir longsor bertubi-tubi dan nyaris memakan korban di kawasan Jembatan Kembar dan memacetkan ruas Jalan Lintas Sumatera itu bulan  September 2019 lalu, hingga saat ini kondisinya masih baik, namun air yang mengalir sesekali terlihat keruh. 

"Tidak seperti biasanya, kali ini air sungai jembatan kembar di Lombang Siduadua ini kadang keruh, itu atinya timbunan lumpur di atas sana mulai menggunung, dan pada puncaknya nanti akan memuntahkannya seperti sedia kala," ujar seorang warga M Sinaga (50) di Warung Panatapan, Sibaganding.

Dia menjelaskan, sejak terjadi banjir lumpur pada bulan September lalu, banyak pihak yang datang melakukan survei, pengukuran dan merencanakan pembangunan jembatan yang lebih baik lagi, termasuk memangkas perbukitan di bantaran Jembatan Kembar tersebut. Tetapi hingga kita belum ada perbaikan yang dilakukan. 

"Ternyata hanya untuk latar selfie mereka saja," ujar Sinaga.

Buktinya, kata dia, saat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Sumut dan tim ahli dari Bandung, Jawa Barat turun langsung meninjau kondisi Jembatan Sidudua, Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumut, Kamis (10/1/19) tahun lalu, hingga saat ini jembatan yang masih bertahan dari  hantaman-hantaman lumpur bebatu itu, belum ada perubahan dan tidak ada perbaikan. 

"Walau kondisinya kini masih aman-aman saja, tetapi pengendara tetap diminta waspada tingkat tinggi saat melewati jembatan penuh misteri itu," ujar Sinaga. [Fhr]