Ketua LSP3D: Bupati Harus Jeli Pilih 3 Calon Sekda dari 7 Calon yang Lolos Seleksi - Telusur

Ketua LSP3D: Bupati Harus Jeli Pilih 3 Calon Sekda dari 7 Calon yang Lolos Seleksi

Ketua Lembaga Strategis Penelitian dan Pengkajian Pembangunan Daerah (LSP3D), Wastana. (Foto: telusur.co.id).

telusur.co.id - Ketua Lembaga Strategis Penelitian dan Pengkajian Pembangunan Daerah (LSP3D), Wastana mengungkap kelebihan dan kekurangan calon Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi.

“Ada figur yang punya kompetensi secara politis, akan tetapi lemah dalam managerial, lalu ada juga figur yang punya kemampuan managerial namun lemah dari financial atau kacamata politik, Bupati harus jeli memilih 3 besar calon Sekda dari 7 calon yang lolos seleksi hingga 16 Juni mendatang,” ungkap Wastana kepada awak media, Sabtu (12/6/21).

Salah satu calon Sekda, Peno Suyatno. Contohnya, kata Wastana, mempunyai kemampuan politis namun lemah dalam managerial.

Lalu Sutia Resmulyawan memiliki kemampuan managerial dalam pemerintahan tapi lemah secara politik.

Begitupun Carwinda, punya kemampuan dalam hal managerial pemerintahan karena dia seorang doktor, tapi lemah terhadap dukungan politik.

Sedangkan Yana Suyatna, barangkali orang yang sudah disiapkan oleh negara untuk menjadi pemimpin dengan kemampuan managerial pemerintahan, akan tetapi secara finansial masih diragukan.

“Mungkin itu sekarang isu yang berkembang di Kabupaten Bekasi,” bebernya.

Masih kata Wastana, beberapa kelemahan lain calon Sekda yaitu memiliki indikasi keterlibatan dengan persoalan-persoalan korupsi.

“Ini juga sangat memprihatinkan kalau orang tersebut diangkat menjadi Sekda maka dalam perjalanannya malah akan menyulitkan Bupati di kemudian hari,” tandasnya.

Barangkali yang paling ideal, adalah bagaimana Bupati memilih Sekda yang mempunyai kemampuan managerial pemerintahan akan tetapi tidak dibebani dengan persoalan-persoalan terkait hukum dan korupsi.

“Nah, figur-figur calon Sekda ini diharapkan mereka yang sudah dibentuk oleh negara untuk menjadi pimpinan melalui pendidikan yang selama ini dimiliki, namun Sekda adalah jabatan setengah politik. Satu sisi dia sebagai karier tertinggi dan satu sisi dia harus bisa menjawab bagaimana mendampingi Bupati di kemudian hari,” papar Wastana.

Kuncinya, kata Wastana, ada pada tim seleksi. Jika tim piawai mendeteksi siapa calon Sekda yang profesional dan proporsional, maka In sya Allah akan mudah bagi Bupati memilih salah satu di antaranya sebagai Sekda pada 1 Juli 2021 mendatang.

Begitupun sebaliknya, jika tim tidak mampu menampilkan profesionalisme dan proporsionalisme, maka Bupati akan sulit memilih kandidat terbaik dari yang terbaik.

Mengenai hal itu, Wastana mengingatkan panitia seleksi dan Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja agar tidak memilih orang yang jenjang kariernya masih junior.

“Kalau junior mempunyai diplomasi untuk menghadapi seniornya, itu bagus. Akan tetapi, yang kita lihat diduga ada calon-calon Sekda yang diplomasi dan komunikasinya masih sangat lemah untuk berhadapan dengan para seniornya, sehingga menjadi persoalan bagi calon Sekda yang bisa mendampingi Bupati di kemudian hari,” ujarnya. [Fhr]


Tinggalkan Komentar