Khofifah Ajak Masyarakat Jaga Kelestarian Hutan Hujan untuk Keberlangsungan Makhluk Hidup - Telusur

Khofifah Ajak Masyarakat Jaga Kelestarian Hutan Hujan untuk Keberlangsungan Makhluk Hidup

Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa mengucapkan selamat Hari Hutan Hujan Sedunia

telusur.co.id - Dalam momen peringatan Hari Hutan Hujan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 22 Juni, Khofifah Indar Parawansa mengajak segenap masyarakat untuk menjaga dan melestarikan hutan hujan. Pasalnya keberadaan hutan hujan sangat penting bagi iklim, keanekaragaman hayati, dan kesejahteraan manusia.

"Menurut data, saat ini hanya 36 persen hutan hujan yang masih utuh di seluruh dunia. Maka menjadi tanggungjawab kita semua untuk bersama-sama menjaga keberlangsungan dan kelestarian hutan hujan," terang Khofifah di sela-sela rangkaian Ibadah Haji di Tanah Suci. Sabtu, (22/6/2024),

Hari Hutan Hujan Sedunia (World Rainforest Day) yang diperingati setiap 22 Juni ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang hutan hujan dan semua spesies biotik di dalamnya, serta pentingnya bagi kelangsungan makhluk hidup dunia.

Hutan hujan juga sering disebut sebagai paru-paru planet bumi. Sebab hutan hujan telah menghasilkan pasokan oksigen dengan jumlah besar bagi dunia. Hutan hujan juga telah membantu mengurangi perubahan iklim dengan menyerap jumlah karbon dioksida yang ada di bumi. 

Khofifah mengatakan, hutan hujan tropis menjadi lumbung makanan, obat-obatan, dan sumber daya lainnya. Termasuk sebagai sumber nilai budaya bagi Masyarakat Adat. Keberadaan hutan hujan tropis  membantu menjaga kestabilan curah hujan, sekaligus berfungsi sebagai penyangga terhadap banjir, kekeringan, dan erosi. 

"Dalam skala global, hutan hujan menyimpan jumlah karbon yang besar, terutama hutan rawa gambut tropis, sekaligus mengisi atmosfer dengan oksigen," tegas Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini.

Untuk itu, Khofifah mengajak masyarakat menjaga dan melestarikan hutan melalui berbagai cara. Seperti reboisasi atau penanaman hutan kembali atau reboisasi pada hutan yang gundul. Kemudian mencegah penebangan hutan secara liar. 

"Serta, menerapkan sistem tebang pilih merupakan metode menebang pohon yang hanya memilih pohon yang cukup tua dan diameter tinggi yang cukup. Dan yang terpenting hutan tidak boleh dieksploitasi sembarangan tanpa izin," tukas Ketum PP Muslimat NU ini.

Sebagai informasi, Hutan hujan tropis adalah sabuk hijau hutan lebat yang mengelilingi khatulistiwa, di mana matahari bersinar sepanjang tahun dan kondisinya sempurna untuk pertumbuhan tanaman. Zona tropis ini berada di antara garis lintang Tropic of Cancer (23,5°LU) dan Tropic of Capricorn (23,5°LS). 

Biasanya, hutan hujan tropis terdapat di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika barat dan tengah, India barat, Asia Tenggara, pulau Papua Nugini, dan Australia. Di Asia Tenggara, sebagian besar hutan hujan tropis yang tersisa berada di Indonesia, salah satunya di Kalimantan.

Kalimantan adalah rumah bagi salah satu hutan tropis tertua dan terindah di dunia, yang mendukung sekitar 15.000 spesies tumbuhan, 3.000 jenis pohon, 221 spesies mamalia darat dan setidaknya 420 jenis burung. (ari)


Tinggalkan Komentar