Kian Panas, Taiwan Akui China Bisa Blokade Pelabuhan dan Bandara Utama - Telusur

Kian Panas, Taiwan Akui China Bisa Blokade Pelabuhan dan Bandara Utama

Ilustrasi jet tempur. Foto: Istimewa

telusur.co.id - Militer China diklaim mampu memblokade pelabuhan dan bandara panting di Taiwan. 

Hal itu disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Taiwan, saat memberikan penilaian terbaru tentang apa yang mereka sebut sebagai ancaman militer China. 

China selalu menggunakan kekuatan militer untuk memastikan Taiwan dibawah kendalilnya. China juga telah meningkatkan aktivitas militer di sekitar Taiwan, termasuk berulang kali menerbangkan pesawat perang ke zona pertahanan udara Taiwan.

Kementerian Pertahanan Taiwan, menyebutkan dalam sebuah laporan yang dikeluarkan setiap dua tahun, China telah meluncurkan apa yang disebutnya perang "zona abu-abu", 554 kali "penyusupan" oleh pesawat perang China, pada September tahun lalu hingga akhir Agustus.

Pada saat yang sama, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mempunyai tujuan untuk menyelesaikan modernisasi pasukannya pada tahun 2035.

“Hal ini dilakukan untuk mendapatkan keunggulan dalam kemungkinan operasi melawan Taiwan dan kemampuan yang layak untuk menolak pasukan asing, yang merupakan tantangan besar bagi keamanan nasional kita" kata kementerian Taiwan.

“Saat ini, PLA mampu melakukan blokade bersama lokal terhadap pelabuhan kritis, bandara, dan rute penerbangan keluar kami, untuk memutus jalur komunikasi udara dan laut kami dan berdampak pada aliran pasokan militer dan sumber daya logistik kami,” tambahnya.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, Taiwan sudah menjadi negara merdeka dan berjanji untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.

Pada bulan Oktober lalu, Taiwan melaporkan 148 pesawat angkatan udara China di selatan dan barat daya zona, selama empat hari itu sudah menandai peningkatan dramatis ketegangan antara Taipei dan Beijing. 

Peningkatan latihan militer China baru-baru ini di zona identifikasi pertahanan udara Taiwan adalah bagian dari apa yang dilihat Taipei sebagai strategi pelecehan yang direncanakan dengan hati-hati.

Hal itu sudah termasuk serangan presisi oleh rudal jarak jauh pada target di China, penyebaran ladang ranjau pesisir serta meningkatkan pelatihan cadangan.

Tsai telah memperkuat pertahanan Taiwan sebagai prioritas, dan berjanji untuk memproduksi lebih banyak senjata yang dikembangkan di dalam negeri. Termasuk kapal selam, dan membeli lebih banyak peralatan dari Amerika Serikat, sebagai pemasok senjata terpenting serta pendukung internasional di pulau tersebut.

Laporan: Muhammad Syahrul Ramadhan


Tinggalkan Komentar