telusur.co.id - Komandan pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayjen Hossein Salami memastikan “musuh tak akan bernyali untuk melancarkan serangan militer” terhadap negara republik Islam ini.

Dia menegaskan hal tersebut dalam sidang penutupan Konferensi Para Pemimpin dan 3000 Martir di provinsi Elam, Kamis (2/12/21).

“Kehormatan terbesar bagi saya dan rekan-rekan saya serta para pemimpin dan IRGC ialah menjadi pelayan bagi bangsa Iran…. sementara harapan terbesar kami ialah berkorban dengan jiwa demi terwujudnya cita-cita besar dan cemerlang pemimpin besar kita, imam kita dan pemimpin revolusi kita,” katanya, seperti dilaporkan Rai Alyoum.

Dia menuturkan,  jika suatu umat lemah dalam perang maka mereka akan terhapus dari catatan sejarah.

"Rencana-rencana para aroghan dunia terhadap bangsa Iran dalam 43 tahun sejak kemenangan revolusi (Islam di Iran) sangatlah berbahaya, luas dan sarat konspirasi yang mendalam,” ungkapnya

Salami menambahkan, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya tak berhenti berusaha mengacaukan kehendak bangsa ini dan mencegahnya dari mengitari revolusi.

Sementara itu, Komandan Pasukan Quds yang bernaung di bawah IRGC, Brigjen Esmail Qaani, memperingatkan AS bahwa negara arogan ini “akan rontok giginya” jika nekat menyerang Iran.

“Kekuatan dan kemampaun umat (Iran) ini telah mencapai taraf di mana jika kalian (AS) melakukan tindakan (menyerang), seremeh apapun, maka gigi di mulut kalian akan rontok,” tambahnya.

Pernyataan-pernyataan panas ini mengemuka bersamaan dengan berlangsungnya perundingan Iran dengan kelompok 4+1 (Inggris, Perancis, Rusia, China plus Jerman) di Wina, Austria, untuk menyelamatkan perjanjian nuklir tahun 2015. [Tp]