telusur.co.id - Konverensi Tingkat Tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mulai berlangsung secara virtual pada Selasa (26/10/21), tanpa dihadiri perwakilan dari Myanmar.

Hal itu karena pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, memang dikucilkan ASEAN akibat tidak menjalankan kesepakatan perdamaian. Myanmar tidak mengikuti KTT karena junta militer menolak mengirimkan perwakilannya.

Saat berpidato, Ketua ASEAN, Brunei dan Sekretaris Jenderal ASEAN, sama sekali tidak menyebut ketidakhadiran Myanmar dalam konferensi.

ASEAN menganggap Hlaing tidak menjalankan proses perdamaian. Hlaing juga mengingkari sepakati April yang menyangkut upaya mengakhiri krisis berdarah di Myanamr.

ASEAN juga menolak kehadiran kepala junta militer Myanmar Min Aung Hlaing, sang memimpin kudeta pemerintahan sipil pada 1 Februari lalu.

Penolakan tersebut merupakan langkah berani yang jarang diambil oleh kelompok negara-negara Asia Tenggara. Karena, selama ini dikenal menerapkan prinsip tidak mencampuri urusan dalam negeri anggotanya.

Brunei sebelumnya mengatakan, ASEAN akan mengundang seorang perwakilan nonpolitik dari Myanmar. Namun hingga KTT dibuka, tidak ada konfirmasi dari pihak Myanmar tersebut.

Pada hari pembukaan KTT ASEAN di Brunei, mengusung tiga agenda pertemuan terpisah antara para pemimpin negara-negara ASEAN dan perwakilan dari Amerika Serikat, China, serta Korea Selatan.

Laporan: Nurhamidah Febriani