telusur.co.id -Ampas tebu selama ini kerap tidak dimanfaatkan secara maksimal, padahal memiliki kandungan serat alami yang kuat, tahan panas, dan mudah terurai. Dengan pengolahan yang tepat, limbah tersebut dapat diubah menjadi kemasan yang aman bagi kesehatan, tidak mengandung bahan kimia berbahaya, serta mampu menggantikan plastik dan styrofoam sekali pakai.
Berangkat dari potensi itu, tim mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) yang terdiri dari Abiddah Rahmatusshalihah, Nadya Orlyn, Hilya Idhar Mumtaz, dan Friscyllia Renindika A mengembangkan produk kemasan ramah lingkungan berbahan dasar bagasse atau ampas tebu. Inovasi tersebut diwujudkan dalam bentuk lunch box bernama Terraware yang dirancang sebagai alternatif pengganti plastik dan styrofoam sekali pakai.
Atas gagasan tersebut, mereka berhasil meraih juara ketiga dalam ajang President Business Plan Competition Universitas Negeri Jember. Kompetisi ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Minggu (30/11/2025).
Terraware memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya biodegradable, kuat, aman untuk makanan, tidak bocor, dan tahan panas. Produk ini dinilai cocok digunakan oleh restoran, kafe, katering, maupun kegiatan luar ruang. Abiddah menjelaskan bahwa ide tersebut lahir dari kekhawatiran terhadap meningkatnya sampah plastik sekali pakai.
“Plastik sekali pakai menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar. Sementara itu, limbah ampas tebu sangat melimpah namun belum dimanfaatkan secara optimal. Melalui Terraware, kami ingin menghadirkan solusi nyata bagi lingkungan,” ujar Abiddah.
Selain memberikan manfaat ekologis, Abiddah menegaskan bahwa inovasi ini juga memberi dampak ekonomi yang signifikan. Pemanfaatan ampas tebu sebagai bahan baku kemasan bernilai jual mendorong ekonomi sirkular, membuka peluang usaha baru, serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di daerah penghasil tebu.
“Kami berharap Terraware tidak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga memberi nilai tambah bagi petani tebu dan masyarakat sekitar,” tambahnya.
Seiring meningkatnya tren gaya hidup hijau dan dukungan pemerintah terhadap pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, Terraware dinilai memiliki potensi pasar yang luas, baik untuk konsumen individu maupun pelaku bisnis kuliner.
“Produk ini tidak hanya menjadi alternatif kemasan ramah lingkungan, tetapi juga bentuk kontribusi nyata terhadap keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan di Indonesia,” lanjutnya.
Inovasi Terraware juga selaras dengan sejumlah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), seperti SDG 12 terkait konsumsi dan produksi bertanggung jawab melalui penggunaan material ramah lingkungan, SDG 13 mengenai penanganan perubahan iklim dengan mengurangi emisi dari sampah plastik, serta SDG 8 yang mendorong pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi melalui peluang usaha bagi masyarakat lokal.



