telusur.co.id - Pemerintah diminta mendukung kegiatan riset dan produksi vaksin Merah Putih yang saat ini masuk tahap persiapan uji pra-klinis. 

Anggota Komisi VII DPR Mulyanto menilai, ketimbang memberi kesempatan asing membangun pabrik vaksin di Indonesia, sebaiknya Pemerintah fokus membantu terciptanya vaksin buatan anak bangsa.

"PKS secara tegas minta Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan, membuang ide untuk membangun pabrik vaksin dari China. Untuk apa membangun pabrik vaksin China di Indonesia kalau kita mampu membangun pabrik vaksin Merah Putih sendiri," kata Mulyanto kepada wartawan, Kamis (16/9/21).

Menurut Mulyanto, harusnya pemerintah fokus ke vaksin Merah Putih sehingga produksi massal dan distribusinya sesuai jadwal. Syukur-syukur dapat lebih awal. Harapannya, vaksin Merah Putih ikut berkontribusi dalam program vaksinasi nasional yang bersifat mandatori.

"Artinya, masyarakat dapat menerima vaksin Merah Putih gratis dibiayai APBN seperti sekarang ini," tegas Mulyanto. 

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR ini menambahkan, jika Pemerintah ingin inovasi anak bangsa bangkit, tidak didikte pihak asing, serta pasar vaksin domestik diselamatkan dari serbuan vaksin asing, maka pilihannya adalah mendorong vaksin Merah Putih agar benar-benar terwujud. Serta buang jauh-jauh ide vaksin impor selamanya atau bangun pabrik vaksin asing di Indonesia.

Mulyanto menyebut, dalam RDP Komisi VII DPR dengan PT. Biotis Pharmaceutical, Rabu kemarin, terungkap bahwa vaksin Merah Putih, yang merupakan produk kerjasama antara Universitas Airlangga dengan PT. Biotis Pharmaceutical segera merampungkan uji praklinis dan masuk uji klinis tahap 1, 2 dan 3. Ditargetkan bulan Juli 2022 sudah bisa disuntikan.

Dengan harga di bawah USD 5 atau sekitar Rp 71.000,- per dosis dan kemampuan produksi 240 juta dosis per tahun, vaksin Merah Putih diharapkan mampu memenuhi kebutuhan vaksin domestik. 

"Bahkan, produksi bulk dan upstream yang masing-masing sebesar 1 milyar dan 3 milyar dosis per tahun, memungkinkan vaksin Merah Putih untuk ekspor menambah devisa negara," tukasnya. 

Sebelumnya, Menko Marves Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah terus mendorong adanya industri vaksin yang dibangun di Indonesia.

Menurutnya, pada April 2022 sudah ada pabrik vaksin yang akan berproduksi dengan jenis vaksin mRNA. Produksi vaksin itu adalah kolaborasi antara perusahaan Indonesia dan Cina. Namun, Luhut tak menggamblangkan nama perusahaan tersebut.

"Sudah ada satu yang akan produksi pada bulan April (2022) itu bekerja sama mRNA, kerja sama perusahaan Indonesia dan Tiongkok," ujar Luhut dalam webinar, Selasa (24/8/21),dikutip dari Tempo.co.

Di sisi lain, pengembangan Vaksin Merah Putih juga terus dilakukan. Luhut menargetkan vaksin tersebut bisa mulai diproduksi pada Mei atau Juni 2022. [Fhr]