Pejabat Intelijen Israel: Assad Semestinya Dibunuh - Telusur

Pejabat Intelijen Israel: Assad Semestinya Dibunuh

Kepala Divisi Riset Intelijen Militer Israel, Dror Shalom. (Foto: israelhayom.com).

telusur.co.id - Kepala Divisi Riset Intelijen Militer Israel, Dror Shalom, menyatakan bahwa Presiden Suriah Bashar Assad seharusnya dibunuh karena telah melakukan apa yang disebut Shalom sebagai “penggunaan senjata kimia”.

Seperti dikutip RT Arabic, Jumat (16/10/20), Shalom dalam wawancara dengan surat kabar Elaf milik Arab Saudi membenarkan bahwa Israel menganggap Assad sebagai musuhnya.

“Presiden Assad adalah musuh Israel. Tapi rakyat Suriah bukanlah musuh kami, karena kami membantu mereka di masa perang. Apakah ada negara yang memberikan bantuan di tanah yang bermusuhan, tapi kami tidak melakukan apa-apa untuk menyingkirkan Assad,” kata Shalom.

Shalom kemudian menuding Assad menyerang rakyatnya dengan bom Suriah.

“Beberapa tahun lalu, Assad menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya, dan komunitas internasional seharusnya tidak membuatnya tetap hidup, tapi bukan Israel, dan saya tidak tahu bagaimana mereka membuat diktator ini tetap memerintah Suriah, dan ini adalah pesan buruk bagi rakyat di kawasan,” ujarnya.

“Saya pikir mereka membuat penilaian yang benar secara politis dan strategis, dan kami tidak ingin campur tangan sehingga mereka tidak akan menuduh kami tentang apa pun. Kami mencampuri urusan Suriah dalam hal mencegah Iran berkuasa, dan saya termasuk di antara mereka yang memimpin teori perlunya menyerang orang Iran agar mereka tidak mengubah Suriah menjadi Lebanon lagi,” tambahnya.

Sementara itu, dalam wawancara belum lama ini dengan media Rusia, Sputnik, Dror Shalom menanggapi persyaratan dari Assad berupa penyerahan kembali Dataran Tinggi Golan kepada Suriah untuk normalisasi hubungan Suriah dengan Israel.

“Saya tidak akan merepotkan diri saya sehingga membaca berita ini, dan saya menyarankan agar dia berbicara tentang kesefahaman, sebab kami tidak menyentuh semua waktu yang digunakan Assad untuk mengendalikan Iran di Suriah,” katanya.

“Adapun masalah Golan, ini adalah masalah politik yang tidak saya usik. Masalah pembicaraan damai dengan Assad, saya pikir itu tidak mungkin karena dia tidak memerintah negara, melainkan lebih mengatur wilayah tertentu, dan diapun tak akan bertahan di sana tanpa dukungan Rusia,” pungkasnya. [Tp]


Tinggalkan Komentar