Perangi Stunting, PKK Kota Bekasi Ajak Masyarakat Optimalkan Dapur Sehat - Telusur

Perangi Stunting, PKK Kota Bekasi Ajak Masyarakat Optimalkan Dapur Sehat

Launching Dapur Sehat Kota Bekasi. Foto: Istimewa

telusur.co.id - Program Dapur Sehat (Dashat) diharapkan dapat menurunkan angka stunting, dengan kegiatannya berupa pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang pada pada anak. 

Hal itu disampaikan oleh Pelaksana tugas (Plt) Ketua TP PKK Kota Bekasi, Wiwiek Hargono Tri Adhianto, saat launching Dashat (Dapur Sehat) Atasi Stunting, di Kampung KB Sehati, RT07/04, Jatiranggon, Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (16/2/23).

Wiwiek menjelaskan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Kota Bekasi merupakan kota terendah angka prevalensi stunsting di Jawa Barat yaitu 6 persen pada 2022. Angka ini turun dari 13,8 persen pada 2021.

Hal ini merupakan upaya percepatan pemerintah untuk penurunan angka prevalensi stunting. Melalui Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 BKKBN ditunjuk sebagai ketua tim pelaksana percepatan penurunan stunting.

“Dapur Sehat Atasi Stunting harus dioptimalkan dalam Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) dan menjadi pusat gizi serta pelayanan pada anak stunting, bersama para ahli gizi telah menyusun menu sehat dengan konsep produk lokal," kata Wiwiek.

Kegiatan Dashat sendiri, lanjut Wiwiek, mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui dan balita. 

Dalam hal ini masyarakat akan diberi sosilaisasi terkait pangan lokal yang terjangkau, bericita rasa dan bergizi baik dan dipadukan dengan berbagai kegiatan kemitraan.

Dengan adanya program Dashat diharapkan bisa bersinergi antara TP PKK dan Kader Kampung KB, karena sama-sama bertujuan untuk menurunkan stunting. 

Menurut Wiwiek, bentuk kesadaran masyarakat dalam pemenuhan gizi keluarga sangat membantu dalam upaya penurunan stunting.

“Dashat ini pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang. Jadi, seluruh keluarga yang mempunyai risiko stunting, seperti ibu hamil, ibu menyusui, baduta (balita di bawah dua tahun), balita stunting, terutama dari keluarga kurang mampu, (terpenuhi gizinya) melalui pemanfaatan sumber daya lokal, termasuk bahan pangan lokal yang dapat dipadukan dengan sumber lainnya,” tutupnya.[Tp]


Tinggalkan Komentar