Perebutan Hak Asuh Anak, Penguasa Dubai Perintahkan Retas Telepon Mantan Istri - Telusur

Perebutan Hak Asuh Anak, Penguasa Dubai Perintahkan Retas Telepon Mantan Istri

Penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum. Foto: theage.com.au

telusur.co.id – Penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, memerintahkan agar telepon mantan istrinya dan pengacaranya untuk diretas. 

Pengadilan Tinggi Inggris telah memutuskan, peretasan ini dianggap sebagai bagian dari kampanye intimidasi dan ancaman yang berkelanjutan selama perebutan hak asuh atas anak-anak mereka.

Syekh Mohammed menggunakan perangkat lunak "Pegasus" yang canggih, dikembangkan oleh perusahaan Israel NSO bagi negara-negara untuk melawan risiko keamanan nasional. Sistem itu digunakan untuk meretas telepon Putri Haya binti al-Hussein, saudara tiri Raja Abdullah dari Yordania, dan beberapa dari mereka yang terkait erat dengannya.

"Temuan ini mewakili penyalahgunaan kepercayaan, dan memang penyalahgunaan kekuasaan sampai batas yang signifikan," kata Hakim Andrew McFarlane, presiden Divisi Keluarga di Inggris dan Wales, dalam putusannya, dilansir dari AFP, Kamis (7/10/21).

Peretasan itu terungkap pada Agustus tahun lalu setelah Shackleton segera diberitahu oleh Cherie Blair, istri mantan perdana menteri Inggris Tony Blair, bahwa dia dan Haya telah diretas. Cherie Blair juga merupakan seorang pengacara terkemuka.

Selain peretasan, mereka yang bekerja untuk pemimpin Dubai itu juga mencoba membeli sebuah rumah di sebelah perkebunan Haya di dekat ibu kota Inggris. 

Langkah ini dianggap sebagai upaya intimidasi yang diputuskan pengadilan yang membuat Putri Haya merasa diburu, tidak aman, dan seperti tidak bisa bernapas lagi.

Sheikh Mohammed membantah temuan Pengadilan Inggris itu dan mengatakan keputusan itu tidak adil dan didasarkan pada gambaran yang tidak lengkap.

Sheikh Mohammed, 72, dan Putri Haya, 47, telah terlibat dalam perebutan hak asuh anak yang cukup panjang, sejak dia melarikan diri ke Inggris dengan dua anaknya, Jalila, 13, dan Zayed, 9.

Dia mengatakan dirinya sangat khawatir dengan keselamatannya di tengah kecurigaan, bahwa ia berselingkuh dengan salah satu pengawal Inggrisnya. 

Di antara mereka yang menjadi sasaran peretasan adalah pengacara Putri Haya Fiona Shackleton, anggota House of Lords Inggris.

Pada saat yang sama, seorang ahli siber dari pengawas internet Universitas Toronto, Citizen Lab, juga memberi tahu pengacara Putri Haya setelah melacak peretasan,.

Namun, perusahaan Israel tidak berkomentar kasus tersebut, tetapi mengatakan akan mengambil tindakan jika menerima bukti penyalahgunaan Pegasus.[Tp]

Laporan: Muhammad Syahrul Ramadhan


Tinggalkan Komentar