telusur.co.id - Penolakan kedatangan timnas Israel untuk mengikuti Piala Dunia U-20 di Indonesia yag dilakukan oleh sejumlah pihak termasuk diantaranya oleh Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo menciptakan keterbelahan opini atau pendapat di masyarakat, termasuk di kalangan Ganjarist itu sendiri.

Namun demikian Plt Ketua umum Kornas Ganjarist Kris Tjantra menegaskan bahwa apa yang diucapkan seorang Ganjar adalah sebuah bentuk representasi dari anak idiologis Bung Karno yang menolak bentuk penjajajahan yang dilakukan oleh Israel dan bukan sebagai decission maker atau pembuat kebijakan.

"Tidak bisa dipungkiri bahwa Ganjar Pranowo adalah seorang marhaenisme mengingat Ganjar secara tidak langsung adalah anak idiologis Bung Karno. Namun demikian sebagai negara demokrasi, kita harus menghormati sikap dari Pak Ganjar mengingat keputusan akhir dari polemik kedatangan timnas Israel U-20 ke tanah air tetap berada di tangan PSSI, FIFA dan pemerintah pusat," tegas Kris pada Selasa (28/03).

Lebih lanjut Kris menambahkan bahwa sebagai negara besar, kendati kedatangan timnas Israel menimbulkan polemik di masyarakat, demokrasi tetap harus dijunjung tinggi.

"Ada kepentingan yang lebih besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan tidak menyalahkan negara ini hanya karena persoalan kedatangan timnas Israel U-20 ke Indonesia. Semua kepentingan harus duduk bersama mencari solusi dan tidak membuat masyarakat bingung," papar Kris Tjantra menambahkan.

Penolakan terhadap timnas Israel yang akan mengikuti perhelatan Piala Dunia U-20 yang terus mengemuka hingga saat ini, disisi lain Kris menegaskan kendati ada sebagian Ganjarist yang berbeda opini namun seluruh Ganjarist solid dan sepakat untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon RI-1.

"Apapun sikap dan pendapat masyarakat terkait kedatangan timnas Israel ke Indonesia, Ganjarist tetap satu suara untuk mendukung Pak Ganjar Pranowo sebagai presiden Indonesia berikutnya," tutup Kris Tjantra. [ham]