telusur.co.id - Produk minyak sawit dari tiga entitas PT Astra Agro Lestari Tbk dikabarkan terancam diblokir oleh perusahaan Nestle SA.
Rencana pemblokiran itu muncul setelah sejumlah LSM menyebut Astra melakukan bisnis yang melanggar hukum. Mulai dari tuduhan melanggar HAM hingga terlibat kerusakan lingkungan.
Terkait itu, Senior Vice President of Communications and Public Affair Astra Agro Tofan Mahdi membantah, tuduhan itu tidak berdasar dan tak sesuai kondisi objektif di lapangan.
"Materi yang disampaikan oleh FoE (organisasi nirlaba Friends of the Earth) yang menjadi dasar rencana pemblokiran Nestle tersebut merupakan isu lama yang sudah terklarifikasi di tahun-tahun saat kejadian,” tegas Tofan dalam siaran pers yang diterima telusur.co.id, Senin (3/10/22).
Mengutip Bloomberg, informasi tentang rencana pemblokiran pasokan oleh Nestle, diketahui dari surat perusahaan makanan asal Swiss tersebut kepada FoE yang dilihat oleh Bloomberg. Menurut Tofan, Nestle SA bukan pembeli langsung minyak sawit dari anak-anak perusahaan Astra Agro.
Taufan menduga, rencana pemblokiran pasokan ini menyusul desakan dari FoE, sebuah LSM lingkungan internasional, yang menuduh usaha Astra Agro merusak lingkungan dan melakukan pelanggaran HAM.
Manajemen Astra Agro, tegas dia, tidak pernah melakukan kriminalisasi kepada masyarakat, seperti yang dituduhkan FoE.
Dalam kasus pencurian/penjarahan buah sawit di perkebunan perusahaan pada Maret 2022 saat harga sawit sedang tinggi-tingginya, Astra Agro telah menyerahkan proses hukumnya kepada pihak yang berwajib.
Sebagai perusahaan yang beroperasi di Indonesia, Astra Agro tunduk dan patuh dengan seluruh peraturan perundangan yang berlaku. Perseroan juga telah melaksanakan kebijakan keberlanjutan dengan prinsip tidak melakukan deforestasi, konservasi lahan gambut dan menghormati HAM.
Saat ini, anak-anak perusahaan Astra Agro juga telah mendapatkan sertifikasi ISPO (Indonesian Sustinable Palm Oil).
"Kami sangat serius menjalankan kebijakan Keberlanjutan kami,” tegasnya.
Sebelumnya, mengutip Reuters, raksasa makanan Nestle berencana menghentikan pasokan dari anak perusahaan Astra Agro Lestari (AALI), produsen minyak sawit utama Indonesia yang dituduh oleh kelompok lingkungan melakukan pelanggaran hak atas tanah dan HAM.
Langkah ini dilakukan ketika perusahaan multinasional menghadapi peningkatan reputasi dan tekanan hukum dari konsumen dan pemerintah untuk membersihkan rantai pasokan global mereka dalam memerangi perubahan iklim.
Nestle, pembuat cokelat KitKat dan kopi Nespresso, mengatakan kepada Reuters, setelah penilaian independen baru-baru ini, pihaknya menginstruksikan pemasoknya untuk memastikan minyak sawit dari tiga anak perusahaan AALI tidak lagi memasuki rantai pasokannya.
Grup yang berbasis di Swiss itu berencana tidak akan menggunakan minyak sawit dari anak perusahaan AALI pada akhir tahun.[Fhr]