telusur.co.id -  Pemerintah diminta pastikan suplai barang-barang  harga alat-alat kesehatan seperti masker, antiseptik, hingga pakaian pelindung antivirus (hazmat suit), harganya tidak naik, serta tak langka.

Begitu disampaikan oleh anggota Komisi XI DPR Puteri Komarudin di Jakarta, Selasa (17/3/20).

"Pemerintah perlu memastikan suplai barang-barang ini tetap tersedia," ujarnya.

Puteri menilai, Indonesia juga dapat belajar dari kebijakan yang diterapkan Pemerintah China terkait virus ini.

Karena, saat penerapan kebijakan lockdown pada Januari lalu, Pemerintah China memerintahkan kurang lebih 10.000 pengusaha untuk memperluas hingga mengubah lini usaha mereka dalam rangka memastikan ketersediaan alat-alat kesehatan dan antiseptik untuk masyarakat dan petugas medis.

Kemudian, beberapa perusahaan minuman keras dan perusahaan mobil elektrik di China menambahkan lini usaha mereka untuk memproduksi lebih dari 2 juta botol disinfektan dan 5 juta masker setiap harinya.

Dan, perusahaan automobil lainnya juga memproduksi kaca mata protektif untuk dokter.

Selain itu, perusahaan milik negara juga telah diinstruksikan untuk menghasilkan dan mendonasikan suplai alat-alat kesehatan yang diperlukan.

"Saat situasi seperti sekarang, seluruh sektor memang patutnya berkolaborasi, bersinergi, dan gotong royong dalam pencegahan dan penanganan penyebaran wabah virus ini," tuturnya.

Karena, dengan keterlibatan pihak swasta dalam penyediaan logistik tentu sangat membantu pemerintah dalam menjamin ketersediaan barang.

Selain itu, kebijakan seperti ini menghidupkan industri manufaktur yang terancam akibat rendahnya permintaan masyarakat sebagai imbas dari corona, juga perlu dibantu.

Terakhir, Puteri berharap agar seluruh masyarakat bersikap kooperatif dengan pemerintah dan para petugas medis untuk mempermudah penanganan virus corona.

"Ini permasalahan kita bersama. Virus corona memang berbahaya, tetapi bersama-sama, Indonesia pasti bisa atasi corona,” tukasnya.[Asp]


Laporan : Tio Pirnando