telusur.co.id - Putri pejuang revolusi Kuba asal Argentina, Ernesto Che Guevara, Aleida Guevara, dalam wawancara dengan stasiun televisi Lebanon, menilai normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan rezim Israel sebagai sebuah bencana besar. Menurutnya, mereka berusaha mengalihkan perhatian dunia dari masalah penting ke hal-hal dangkal.

Menurut Kantor Berita ABNA, Stasiun televisi Al Mayadeen, Jumat (9/10/20), bertepatan dengan peringatan eksekusi mati Ernesto Che Guevara oleh rezim Bolivia pada 9 Oktober 1967, melakukan wawancara dengan putri pejuang revolusi Kuba itu, Aleida Guevara.
 
Terkait Palestina, Aleida mengatakan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan pemindahan kedutaan besar negara itu dari Tel Aviv ke Al Quds (Yerusalem), seolah-olah Yerusalem adalah milik Israel, tapi tidak ada tindakan apapun untuk mencegahnya.
 
Ia menambahkan, suara-suara yang memprotes langkah Trump ini sangat sedikit, sebaliknya banyak penguasa yang melaksanakan keinginan pemerintah Amerika meski harus terhina.
 
Menurut Aleida, langkah negara-negara Arab menormalisasi hubungan dengan Israel, adalah sesuatu yang aneh, dan merupakan bencana besar. Manusia normal tidak bisa memahami hal tersebut.
 
Aleida menegaskan, bahwa ayahnya selalu menekankan masalah solidaritas. Kita harus membantu bangsa-bangsa yang membutuhkan bantuan seperti Suriah, dan Palestina, dan mengumumkan solidaritas kepada mereka.
 
"Kuba sebagai sebuah kepulauan kecil, untuk menghormati bangsa Palestina, memutus hubungan dengan Israel," ungkapnya.

"Kita tidak bisa memprediksi masa depan, tapi kita tidak boleh menyerah sampai kapanpun, bendera setiap negara yang menuntut kebebasan harus kita pegang, dan tidak mundur dalam perjuangan ini," tegas Putri Che Guevara itu. [Tp]