Sebanyak 2.021 Jiwa Terdampak Banjir di Kabupaten Tanah Laut - Telusur

Sebanyak 2.021 Jiwa Terdampak Banjir di Kabupaten Tanah Laut


telusur.co.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, melaporkan sebanyak 2.021 jiwa, terdampak banjir yang terjadi pada Sabtu (11/9/21) kemarin. Banjir tersebut dilaporkan terjadi karena dipicu hujan intensitas tinggi sejak Jumat lalu.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, laporan dari BPBD Kabupaten Tanah Laut, terdapat 3 Kecamatan yang wilayahnya terendam banjir yaitu di Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Kintap, dan Kecamatan Panyipatan.

"Di Kecamatan Batu Ampar, sebanyak 75 buah rumah terendam dan 232 jiwa terdampak," kata Abdul dalam keterangannya, Minggu (12/9/21).

Abdul menjelaskan, berdasarkan pemantauan tim reaksi cepat di lapangan, debit air sudah mulai mengalami penurunan meski masih menggenangi rumah warga. Sementara di Kecamatan Kintap, sebanyak 544 buah rumah warga terendam dan 1,789 jiwa terdampak. Air masih menggenangi rumah warga dengan Tinggi Mata Air (TMA) berkisar 30 - 50 cm.

Terakhir di Kecamatan Panyipatan, banjir dilaporkan berangusr surut namun masih terdapat beberapa perkebunan warga yang terendam. 

Hingga saat ini belum ada laporan warga mengungsi akibat fenomena tersebut.

"Untuk sementara belum ada warga yang diungsikan," kata Esty, Pusdalops BPBD Kab. Tanah Laut.

Esty memaparkan, curah hujan yang tinggi tersebut juga menyebabkan salah satu tanggul di Desa Benua Tengah, Kecamatan Takisung jebol. Jebolnya tanggul ini tidak mengakibatkan rumah warga terendam.

"Curah hujan tinggi yang terjadi semalaman sejak kemarin (10/9/21), sehingga tanggul tidak kuat menahan luapan air," kata Esty,

BPBD Tanah laut bersama pemerintah daerah terkait masih terus melakukan pendataan dan pemantauan terkait kondisi terkini di lapangan. Rencananya juga akan ada giat pendistribusian bantuan logistik bagi warga terdampak banjir.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana Hidrometeorologi masih mendominasi sepanjang Agustus 2021. Hujan intensitas tinggi menjadi salah satu pemicu kejadian banjir dengan frekuensi cukup tinggi, khususnya di wilayah Kalimantan Selatan. 

Sementara itu, BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini untuk wilayah Kalimantan diprediksi akan memasuki musim hujan pada bulan September 2021. Hal ini berpengaruh pada meningkatnya potensi kejadian bencana hidrometeorologi basah di wilayah tersebut.

Peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG
tersebut juga diinformasikan oleh BPBD Kab. Tanah Laut kepada masyarakat di wilayahnya melalui pesan singkat dan media sosial.

"Kami selalu bagikan informasi peringatan dini tersebut kepada masyarakat melalau grup WhatsApp dan media sosial secara rutin," jelas Esty.

BNPB terus mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat agar selalu waspada dan siaga akan potensi bencana alam di sekitarnya sebagai bentuk kesiapsiagaan untuk mengurangi risiko akibat bencana. Masyarakat secara mandiri mengetahui peringatan dini cuaca melalui laman resmi BMKG dan potensi bencana di wilayahnya melalui inaRisk.bnpb.go.id.[Fhr]


Tinggalkan Komentar