Soal Karhutla, Menteri KLHK Waspadai Anomali Cuaca - Telusur

Soal Karhutla, Menteri KLHK Waspadai Anomali Cuaca

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya Bakar secara langsung memimpin rapat

telusur.co.id - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya Bakar secara langsung memimpin rapat mengenai prediksi, evaluasi cuaca dan iklim untuk antisipasi karhutla dan banjir di Indonesia. Rapat secara virtual itu dihadiri Kepala BMKG, BPPT, BNPB, BRG, dan lintas kementerian/lembaga. 

Dalam rapat, BMKG merekomendasikan agar Indonesia harus terus mewaspadai anomali cuaca. Apalagi dengan luasnya wilayah, dan berbagai persoalan dinamis di tiap daerah. 

"Contohnya, tahun lalu pada periode yang sama, kita berhadapan dengan ancaman karhutla. Tapi tahun ini, beberapa wilayah malah sedang terjadi banjir," ujar Menteri Siti, Jumat.

Khusus untuk karhutla, Menteri Siti mengaku terus mengikuti perkembangan hotspot setiap hari. Evaluasi laporan dari lapangan diterima, pagi dan malam. Ini penting untuk melihat efektifitas kerja pengendalian karhutla, terutama di masa pandemi. Ada beberapa catatan penting dari rapat :

Yang pertama, sampai Oktober, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk membasahi gambut, mengisi kanal dan embung, tetap dilakukan. Khusus untuk Riau, Jambi dan Sumsel. November akan diintensifkan di Kalsel-Kaltim. Observasi terus dilakukan di Aceh-Sumut. 

Kedua, tindaklanjut pada beberapa riset penting dari kerja pengendalian yang telah dilakukan lima tahun terakhir, sehingga semua bisa memiliki satu pedoman bersama untuk pengendalian karhutla permanen.

Di antaranya riset reaksi perilaku awan, riset gambut khususnya teknik Water management, riset perilaku kubah gambut (water balanced), dan berbagai riset pendukung lainnya.

Ketiga, pelembagaan data BMKG bagi seluruh daerah, diseminasi di Pemda. Hal ini penting agar Pemda dapat menggunakan data BMKG untuk mitigasi bencana, terutama untuk prediksi daerah rawan banjir dan upaya pengendalian karhutla.

Keempat, Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) juga akan semakin diintensifkan melibatkan lintas Kementerian/Lembaga, tentunya dengan keterlibatan masyarakat.

Sebagai catatan tambahan, berbagai upaya pengendalian karhutla di Indonesia menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Meski tantangan lapangan masih besar, namun mulai terpola di tengah tantangan yang sama sedang dihadapi berbagai negara di dunia.

Seperti saat Indonesia untuk pertama kali dalam sejarah, diminta untuk membantu pengendalian karhutla pada negara tetangga Australia ketika sedang mengalami karhutla. Ini menunjukkan Indonesia sudah lebih maju dalam pengendalian karhutla.

"Intinya, kita semua sedang dan terus bergerak menuju apa yang diharapkan Presiden Jokowi, mengenai solusi permanen pengendalian karhutla di Indonesia. Arahnya sudah tepat dan jelas. Tinggal menjaga konsistensi," tandasnya. [ham]


Tinggalkan Komentar